Sedih Bicarakan Pancasila, Megawati: 75 Tahun Dasar Negara Masih Diadu dengan Agama

19 Agustus 2020, 09:57 WIB
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri. /tim ringtimes bali

PR CIREBON - Belum lama ini, Presiden RI kelima, Megawati Soekarnoputri terlihat mengapresiasi acara peluncuran buku Asas Kehidupan Berbangsa dan Bernegara: Jejak Pemikiran Soekarno yang ditulis oleh Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Hamka Haq.

Hal itu disampaikan Megawati saat menjadi keynote speaker dalam webinar pada Selasa, 18 Agustus 2020.

Lengkapnya, Megawati menyebut peluncuran buku ini menjadi khasanah ilmu dan sejarah mengingat semua telah sepakat bahwa Pancasila sebagai dasar negara, falsalah negara dan ideologi negara.

"Webinar ini jadi momentum untuk kita introspeksi dan proyeksi terhadap perjalanan kehidupan berbangsa dan bernergara sejak 75 tahun lalu hingga hari ini dan masa yang akan datang," ujar Megawati yang disiarkan melalui video, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Warta Ekonomi.

Baca Juga: Disambut Hangat Tagar #BergerakBersamaKAMI, PKB Justru Sindir Hanya Barisan Sakit Hati Pilpres

Lebih lanjut, Megawati menjelaskan sejarah 18 Agustus 1945 silam, saat para pendiri bangsa telah menyepakati dasar dan ideologi negara adalah pancasila, sesuai dengan sila-silanya termaktub dalam pembukaan UUD 1945.

Adapun kesepakatan tersebut adalah hasil kristalisasi pemikiran Bung Karno yang kemudian disepakati oleh para pendiri bangsa secara aklamasi.

Proses itu diawali saat pidato Bung Karno di depan sidang BPUPKI 1 Juni dan berkembang dalam rumusan piagam Jakarta 22 Juni oleh panitia sembilan yang diketuai oleh Bung Karno. Hingga akhirnya, Pancasila mencapai konsesus secara final pada 18 Agustus 1945 oleh PPKI yang juga diketuai oleh Bung Karno.

Baca Juga: PKS Sibuk Kritik Pemerintah Tanpa Henti, Nasdem: Takut Hilang Pamor, Terpecah dengan Partai Gelora

"Rangkaian sejarah mencatat peran penting dan startegis Bung Karno dalam proses kemerdekaan dan pembentukan pancasila," tutur perempuan yang akrab disapa Mega ini.

Atas dasar itu, Pancasila bukan hanya konteks politik kemerdekaan bangsa, tetapi juga dalam isi dan bentuk bagi eksistensi warga negara yang diberi dasar Pancasila sebagai asas berbangsa dan bernegara.

Bahkan, Perempuan yang juga menjabat Ketua Dewan Pengarah BPIP ini, juga memastikan bahwa Bung Karno tidak pernah mengklaim sebagai pendiri Pancasila.

Baca Juga: Hadiah Kaveling Jadi Rebutan, Fahri Hamzah: Kalau Mau Silahkan, Ini Seperti Didoakan Cepat Mati

Alih alih pendiri, Bung Karno selalu menyebut Pancasila sebagai nilai-nilai yang sudah hidup, lestari dalam kepribadian dan kebudayaan bangsa Indonesia.

Atas sebab itu, Megawati menginginkan kehidupan berketuhanan yang rukun dan damai di antara sesama pemeluk agama merupakan pembagian penting dari budaya bangsa Indonesia.

"Saudara sekalian pada usia 75 tahun masih saja ada pihak yang coba mempertentangan prinsip-prinsip negara kita, hubungan antara agama dengan negara, agama dengan pancasila bahkan otak-atik prinsip negara hingga sudah selesai dan disepakati pendiri bangsa dan disetujui alim ulama," tandas Megawati Soekarnoputri mengakhiri penjelasannya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler