Ekonom Prediksi Penduduk Miskin Indonesia Bertambah di Tahun 2020, Simak Penjelasannya

5 Mei 2020, 17:00 WIB
Ilustrasi kemiskinan //Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Seorang Ekonom dari lembaga kajian Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Akhmad Akbar Susanto memprediksikan jumlah penduduk miskin di Indonesia akan meningkat.

Peningkatan tersebut terjadi pada triwulan II 2020 melalui tiga skenario yaitu berat, lebih berat, dan sangat berat.

Disiarkan Antara, Akbar mengatakan, alasan potensi peningkatan jumlah penduduk miskin tersebut akibat dari tertekannya perekonomian.

Baca Juga: India Longgarkan Lockdown, Masyarakat Berdesakan Antre Beli Minuman Keras

Selain itu, penerapan restriksi sosial dan mobilitas di berbagai wilayah menjadi dampak pandemi Covid-19.

“Pandemi Covid-19 tak hanya berpotensi menghilangkan lapangan kerja dalam jumlah besar tetapi juga meningkatkan kemiskinan secara masif,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa, 5 Mei 2020.

Akbar menuturkan, lonjakan jumlah penduduk miskin berpotensi terjadi karena banyak masyarakat Indonesia yang memiliki tingkat kesejahteraan mendekati batas kemiskinan, meski tidak berada di bawah garis kemiskinan.

Baca Juga: Jet Tempur F-15 Pelindung Presiden AS Donald Trump Mendarat Darurat

“Penduduk di bawah garis kemiskinan memang cenderung menurun yaitu 25,1 juta jiwa atau 9,4 persen dari total penduduk Indonesia pada Maret 2019, namun jumlah penduduk rentan miskin dan hampir miskin mencapai 66,7 juta jiwa atau 25 persen dari total penduduk Indonesia,” ujar Akbar.

Kemudian, Akbar menyebutkan bahwa masyarakat golongan rentan dan hampir miskin ini umumnya bekerja di sektor informal dan banyak yang sangat bergantung pada bantuan-bantuan pemerintah.

“Jika bantuan sosial yang diberikan pemerintah tidak mencukupi atau datang terlambat, maka golongan rentan dan hampir miskin akan semakin berpotensi jatuh ke bawah garis kemiskinan,” tambah Akbar

Baca Juga: Cek Fakta: Dikabarkan Ratusan Ribu TKA Tiongkok Berdemo di Sulawesi Tengah, Ini Faktanya

Yang dinamakan skenario berat itu yakni penduduk miskin berpotensi bertambah 5,1 juta hingga 12,3 juta jiwa yaitu 3 juta orang di perkotaan dan 2,6 juta orang di pedesaan sehingga jumlahnya mencapai 30,8 juta orang atau 11,7 persen dari total penduduk Indonesia.

Skenario berat dibangun berdasarkan asumsi bahwa penyebaran Covid-19 akan meluas pada Mei 2020, namun tidak sampai memburuk, sehingga kebijakan PSBB hanya diterapkan di wilayah tertentu di Jawa dan satu atau dua kota di luar Jawa.

Skenario lebih beratnya yaitu penduduk miskin berpotensi bertambah 8,25 juta orang, yakni 6 juta orang di perkotaan dan 2,8 juta orang di pedesaan, sehingga jumlahnya mencapai 33,9 juta orang atau 12,8 persen dari total penduduk Indonesia.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Polres Banggai Berlakukan Tilang Masker, Berikut Faktanya

Skenario lebih berat dibuat berdasarkan asumsi bahwa penyebaran Covid-19 menjadi lebih luas sehingga kebijakan PSBB diterapkan di banyak wilayah di Jawa dan beberapa kota di luar Jawa.

Skenario sangat berat yakni penduduk miskin berpotensi bertambah sebanyak 12,2 juta orang, yaitu 9,7 juta orang di perkotaan dan 3 juta orang di pedesaan, sehingga jumlahnya mencapai 37,9 juta orang atau 14,35 persen dari total penduduk Indonesia.

Skenario sangat berat itu dibentuk berdasarkan asumsi bahwa penyebaran Covid-19 sudah tak terbendung, dan kebijakan PSBB diberlakukan secara luas baik di Jawa maupun luar Jawa dengan standar yang sangat ketat.

Baca Juga: 7 Asteroid Dekati Bumi pada Mei Dikaitkan dengan 15 Ramadhan 1441, LAPAN Beri Tanggapan

“Persebaran Covid-19 yang saat ini terpusat di wilayah perkotaan menyebabkan potensi peningkatan kemiskinan lebih besar terjadi di perkotaan,” katanya.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler