Memasuki Masa Pancaroba pada Akhir Maret 2021, BMKG: Ada Fenomena Cuaca Esktrem yang Harus Diwaspadai

12 Maret 2021, 14:40 WIB
ilustrasi cuaca ekstrem /Pixabay/ Free-Photos

PR CIREBON - Memasuki akhir Maret 2021, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa akhir bulan ini berpotensi terjadi cuaca ekstrem.

Hal ini menurut BMKG karena pada akhir Maret 2021 akan memasuki masa pancaroba atau peralihan musim tahun ini.

BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, karena cuaca ekstrem ini dapat menimbulkan berbagai macam bencana alam.

Baca Juga: Tak Hanya Miliki Bakat Bernyanyi, Betrand Peto Ternyata Jago Bela Diri, Ruben Onsu: Ngefans sama Iko Uwais

"Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll)," jelas Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Sekretariat Kabinet, 12 Maret 2021.

"Dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin selama memasuki masa pancaroba tahun ini," sambungnya.

Sebagai besar wilayah Indonsia, kata Guswanto akan memasuki masa pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau.

Baca Juga: Varian Baru B117 di Inggris Semakin Menyebar, Angka Kematian Lebih Signifikan Dibandingkan Covid-19

Adapun salah satu ciri-ciri umum masa pancaroba menurut Guswanto adalah adanya perubahan kondisi cuaca yang relatif lebih cepat.

Di mana pergantian cuaca dari pagi ke siang umumnya cerah hingga berawan dengan kondisi panas cukup terik.

Namun secara tiba-tiba akan berubah secara signifikan dalam durasi singkat, yaitu munculnya hujan dengan intensitas tinggi pada periode siang hingga sore hari.

Baca Juga: Ungkap Kebiasaan Usil sang Suami AHY, Annisa Pohan: Hobi Godain Anak Istrinya

“Selama periode peralihan musim, ada beberapa fenomena cuaca ekstrem yang harus diwaspadai, yaitu hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang; puting beliung; waterspout, dan hujan es,” papar Guswanto.

Guswanto menyampaikan bahwa akan muncul fenomena hujan es selama periode peralihan musim.

Hal tersebut dipicu oleh pola konvektifitas massa udara dalam skala lokal-regional yang lebih signifikan selama periode peralihan musim.

Baca Juga: Punya Penyakit Diabetes? Sebaiknya Hindari 5 Jenis Makanan Ini Agar Kadar Gula Darahmu Normal

Lebih lanjut, Guswanto mengatakan bahwa dinamika atmosfer yang masih dapat berkontribusi cukup signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

“Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi,” ungkapnya.

Adapun wilayah yang berpotensi tersebut adalah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Banten Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan.

 

Selain itu wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua juga dicurigai berpotensi terjadi cuaca ekstrem.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: setkab

Tags

Terkini

Terpopuler