PR CIREBON – Polemik kudeta Partai Demokrat menyebabkan seluruh Ketua DPD Partai Demokrat se-Indonesia meminta DPP dan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memecat kader yang terlibat bersama pihak eksternal dalam upaya pengambilalihan kekuasaan itu.
Dalam keterangan pers di Jakarta pada Rabu, 24 Februari 2021, Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Selatan Ni’matullah menyerukan hal tersebut secara serempak dalam deklarasi pernyataan bersama ketua DPD Demokrat.
“Bertekad untuk melawan para pelaku gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat, termasuk meminta DPP untuk melakukan pemecatan terhadap kader yang berkhianat,” kata Ni’matullah didampingi seluruh ketua DPD, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara.
Ia juga menyampaikan poin kedua yang berisi setia dan tunduk patuh pada konstitusi Partai Demokrat.
Konstitusi itu telah menetapkan Ketua Umum AHY sebagai ketua umum yang sah sesuai hasil kongres V Partai Demokrat serta mendapatkan pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM.
Sedangkan pada poin ketiga, mereka bertekad untuk membangun dan membesarkan Partai Demokrat yang sedang bangkit dan diterima publik sebagai partai yang senantiasa memperjuangkan harapan rakyat.
Baca Juga: Buah Anggur Ternyata Berkhasiat untuk Membuat Kulit Cantik dan Bercahaya, Ini Penjelasannya
Deklarasi para ketua DPD ini sekaligus menihilkan upaya melakukan kongres luar biasa atau KLB.
Dalam AD/ART Demokrat, KLB hanya bisa dilaksanakan antara lain dengan persetujuan dua per tiga dari jumlah ketua DPD sebagai pemilik suara.
Pertemuan itu dilakukan dengan prosedur kesehatan yang ketat, termasuk mensyaratkan semua peserta negatif Covid-19 dengan membawa hasil PCR swab test yang sah, mengenakan masker dan menjaga jarak.
Baca Juga: Akun Medsos Persib 'Singkirkan' Dua Jersey Kiper, Bobotoh Ramai Isu Perombakan Penjaga Gawang
AHY sebelumnya mengatakan bahwa gerakan mendorong KLB Partai Demokrat tidak terkait dengan Presiden Joko Widodo.
Perbuatan membawa-bawa nama Presiden itu, jelas AHY, hanya akal-akalan kelompok gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD).
Hal itu, menurutnya, dilakukan untuk menakut-nakuti para kader agar mau bergabung dalam gerakan mereka.
Baca Juga: Nasib Ronald Koeman di Ujung Tanduk, Berikut Link Live Streaming Barcelona vs Elche
"Terhadap hal itu, saya sudah mendapatkan sinyal bahwa Presiden tidak tahu-menahu tentang keterlibatan salah satu bawahannya itu. Ini hanya akal-akalan kelompok GPK-PD untuk menakut-nakuti para kader," ujar AHY.
AHY juga menduga perbuatan membawa-bawa nama Presiden Jokowi itu dilakukan untuk memecah-belah hubungan yang terjalin antara Jokowi dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurut AHY, hal itu disebabkan selama ini SBY memiliki hubungan yang cukup baik dengan Presiden Jokowi.
"Tapi kelompok ini berusaha memecah-belah hubungan yang telah terjalin dengan baik itu," kata AHY.***