Pemprov DKI Jakarta Dinilai Sembunyikan Data Banjir, Ahmad Riza: Tidak Ada yang Disembunyikan

23 Februari 2021, 08:05 WIB
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebutkan bahwa Pemprov DKI Jakarta tidak menyembunyikan data banjir.* /Facebook/Ariza Patria.

PR CIREBON – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, membantah kabar Pemprov DKI Jakarta tidak mengunggah seluruh data banjir musiman atau tahunan dengan sengaja.

Ahmad Riza menuturkan bahwa tidak ada fakta dan data yang disembunyikan atas data banjir tersebut.

Ahmad Riza mengatakan, semua data banjir tersebut telah sesuai dengan yang dihimpun Pemprov melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan tidak mungkin setiap tahun dipaparkan.

Baca Juga: Sentil Jokowi Soal Banjir Jakarta, HNW: Sudah Tahun Ke-7 Jadi Presiden, Banjir Sudah Diatasi?

"Jadi, yang pasti teman-teman bisa melihat ini datanya sudah ada terkait dengan banjir Jakarta dalam angka.

"Ini data yang ditampilkan data yang banjir besar (lima tahunan) yang hujan ekstrem dan semuanya tersimpan dengan jelas," kata Riza di Jakarta pada Senin, 22 Februari 2021 mala, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara.

Karenanya, lanjut Riza, yang ditampilkan Pemprov DKI bukanlah banjir yang terjadi setiap tahun, melainkan seperti meloncat-loncat dari tahun satu ke tahun lainnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, 23 Februari 2021: Aries, Taurus, dan Gemini Jangan Mempersulit Diri

Unggahan data banjir oleh Pemprov DKI Jakarta tersebut terjadi mulai dari 2002, 2007, 2013, 2015, 2020, hingga 2021.

"Kalau dilihat angka-angka di dalamnya, cukup signifikan penurunannya," kata Riza.

Riza menjelaskan, dalam data tersebut pada tahun 2002 luas area yang tergenang adalah 168 km persegi, sedangkan banjir pada tahun 2007 luas areanya 455 km persegi.

Baca Juga: BMKG: Gempa 5,8 Magnitudo Guncang Buol Sulawesi Tengah Dini Hari

Sementara banjir pada tahun 2013 luas area 240 km persegi, 2015 luas area 281 km persegi, 2020 luas area 56 km persegi, dan 2021 hanya 4 km persegi.

Sedangkan untuk lokasi pengungsian, Riza menyebutkan dari 1.250 titik pengungsian, pada tahun 2013 ada 409 titik pengungsian, pada tahun 2020 ada 269 titik pengungsian, dan 2021 ada 44 titik pengungsian.

"Untuk korban meninggal dari 2002 ada 33 korban meninggal, 2007 ada 48 korban meninggal, 2013 ada 40 korbang meninggal, 2015 ada lima orang meninggal, 2020 ada 19 orang korban meninggal, 2021 ada lima orang meninggal," jelasnya.

Baca Juga: Kapolri Keluarkan Surat Edaran Terkait Penanganan Kasus UU ITE, Begini Poin-poinnya

Untuk waktu surut, berturut-turut adalah 6 hari (2002), 10 hari (2007), 7 hari (2013), 7 hari (2015), 4 hari (2020), dan 1 hari (2021).

"Ini sudah jelas semua, tidak ada yang disembunyikan," tegas Riza.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyatakan, banjir di Jakarta tahun ini tertangani dengan baik.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Sabdo Kurnianto mengatakan bahwa penanganan genangan dan banjir hingga surut dalam waktu 1 hari.

Baca Juga: Duta Besar Italia Tewas di Kongo, Tepat Saat Serangan di Kawasan Tiga Antena Nyrangongo

"Hari Senin, 22 Februari 2021 pukul 03.00 dipastikan 100 persen sudah surut," ucap Sabdo dalam keterangannya di Jakarta.

Berdasarkan data BPBD Provinsi DKI Jakarta, saat ini seluruh warga yang mengungsi telah kembali ke rumah.

Meskipun begitu, Pemprov DKI Jakarta masih menyiagakan fasilitas tenda dan kebutuhan pangan bagi warga terdampak selagi pembersihan tempat tinggal berlangsung.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler