PR CIREBON - Mantan Ketua DPR RI Marzuki Alie mengatakan, tidak ada satu fakta pun yang menunjukkan kalau dirinya ikut dalam aktivitas kudeta pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat.
Hal ini disampaikan oleh Marzuki Alie melalui tayangan kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored pada Kamis, 11 Februari 2021.
"Enggak ada, cuma indikatif, indikatif tuh karena disebut ada faksi MA, ada faksi HU, ada faksi SBY. Ini kan bicara kontestasi. Faksi HU itu lahir waktu HU maju sebagai ketua umum," kata Marzuki Alie sebagaimana dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com.
Baca Juga: Mahfud MD Jamin Uang Korban Asabri Tak Hilang, Marzuki Alie: Mohon Dibantu Korban-korban Kejahatan
Ia menyebut bahwa saat Hadi Utomo maju sebagai Ketua Umum, Marzuki Alie dan teman-temannya menjadi pendukungnya.
Kemudian, pendukung dari Hadi Utomo pecah, dan akhirnya masing-masing mengambil jalannya sendiri-sendiri.
"Ada yang dukung saya waktu Kongres 2010, ada yang mendukung saya berkelanjutan, ada juga yang sudah tidak bersama lagi," ujar Marzuki Alie.
Baca Juga: Tanggapi Surat Marzuki Alie soal HGU, Refly Harun: Tantangan Bagi Mahfud MD
Ia memberikan contoh ketika salah satu kader Demokrat, Darmizal, pada waktu 2010 masih mengikuti Marzuki Alie.
Tetapi, pada 2015 Darmizal sudah menyeberang ke sisi mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Marzuki Alie mengaku kalau dia mengetahui, komunikasi yang terjalin antara Darmizal dan SBY sangat intens.
Baca Juga: Presiden Jokowi Bisa Dikenang Selamatkan Rakyat, Marzuki Alie: Tunda Pilkada dan Abaikan Parpol
Selain itu, Darmizal juga ditugasi sebagai komunikator, untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan SBY kepada Marzuki Alie.
Akhirnya, Marzuki Alie bertemu dengan SBY di Bali. Pada saat itu dikatakan Marzuki bahwa SBY ingin maju sebagai ketua.
"Walaupun kalau dengar ceramah dia waktu KLB di Bali 2013, Pak SBY menyampaikan pidato, dalam pidatonya menyebutkan jangan saya lagi, jangan SBY lagi, jangan keluarga SBY," ucapnya.
Baca Juga: Tanggapi Tuduhan Radikalisme terhadap Din Syamsudin, Mahfud MD: Beliau Kritis, Bukan Radikalis
"Itu artinya dia turun di sana itu untuk penyelamatan, ya kan?" sammbungnya.
Menurutnya, keinginan SBY untuk maju lagi saat 2015 agak mengagetkan.
Sebab, tidak sesuai dengan apa yang sebelumnya diucapkan, itu yang pertama.
Sementara yang kedua, dinyatakan Marzuki Alie, sebetulnya memang boleh saja mengajukan diri karena memang partai bermasalah jika bicara mengenai komitmen.
Dia mencatat bahwa saat itu, SBY sudah berjanji berkomitmen untuk membangun partai menjadi partai kader.
"Partai kader itu ya artinya orang tidak serta merta masuk ujug-ujug tanpa proses kaderisasi tau-tau dia maju sebagai apa, kan itu nggak bener," katanya.
Baca Juga: Soroti Drama Politik di AS, SBY: Era 'Post Truth Politics' Ucapan Presiden Harus Benar dan Jujur
"Itu yang menjadi pertanyaan saya, tetapi okelah ini sudah realita politik, bukan hanya di Demokrat, di partai lain juga mengalami hal yang sama," imbuhnya.
Oleh sebab itu, Marzuki Alie memilih untuk diam saja dan menerimanya.
Dikatakannya, tidak masalah jika SBY ingin menjadi Ketua Umum, maka dia pun memilih mundur.
***