Benarkah Varian Baru Covid-19 Tak Terdeteksi Tes PCR? Begini Penjelasan dari Prof Zubairi

26 Desember 2020, 09:03 WIB
Ilustrasi virus Covid-19. /Pixabay/fernandozhiminaicela

 

PR CIREBON - Baru-baru ini dunia digemparkan dengan varian baru virus corona atau Covid-19 yang diidentifikasi dari Inggris.

Tak berhenti di Inggris varian baru virus corona telah menyebar ke sejumlah negara seperti Afrika Selatan, Israel, dan Singapura.

Melihat makin meluasnya penyebaran varian baru virus corona, publik Indonesia nampaknya juga mengalami sedikit kecemasan karena bukan tidak mungkin menyebar sampai ke Tanah Air.

Baca Juga: Heboh soal Varian Baru Covid-19, PB IDI: Lebih Mudah Menular 70 Persen

Menanggapi hal itu, Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM mengatakan apabila memang benar varian baru virus corona punya kemampuan infeksi yang jauh lebih tinggi dibanding varian aslinya.

"Saya mau bicara soal varian baru virus corona, yang sebenarnya sudah ada dari 20 September silam, tapi baru disadari beberapa hari lalu. Varian baru ini bernama N501Y dan punya kemampuan infeksi yang lebih tinggi. Lebih mudah menular 70 persen. Terutama kepada anak-anak," katanya sebagaimana dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari cuitan akun Twitternya @ProfesorZubairi, Sabtu 26 Desember 2020.

Tak sedikit yang berspekulasi bahwa varian baru virus corona dari Inggris tidak terdeteksi tes PCR, namun Prof Zubairi mengatakan hal itu tidaklah benar.

"Ada yang bilang varian baru ini tidak bisa terdeteksi tes PCR. Itu tidak benar. Tidak usah khawatir," ujarnya.

Baca Juga: Soal Masuknya Sandiaga Uno Dalam Kabinet Jokowi, Hersubeno: sebagai Seorang Pengusaha ini Normal

"PCR ini bisa mendeteksi tiga spike (seperti paku-paku yang menancap pada permukaan virus corona) berbeda. Sehingga, varian baru ini masih tetap bisa dideteksi tes PCR," tambahnya. 

Prof Zubairi juga menegaskan apabila varian baru virus corona tidak mempengaruhi hasil dari vaksinasi.

"Karena vaksinasi tidak membentuk satu respons antibodi saja. Yang harusnya terpengaruh adalah kebijakan kita dan keputusan orang untuk berlibur. Sekali lagi, mari perketat tali masker," tandasnya.

Sebelumnya diketahui, World Health Organization (WHO) menjelaskan saat ini peneliti tengah mempelajari varian Covid-19 yang ditemukan di Inggris serta Afrika Selatan.

Baca Juga: Varian Baru Covid-19 Buat Warga Resah, Doni Munardo Sebut Pemerintah Telah Lakukan Antisipasi

WHO menegaskan tidak ada bukti bahwa virus itu lebih mematikan dari varian umum. Oleh karena itu, masyarakat diimbau harus tetap patuhi protokol kesehatan yang ada.

Dengan mematuhi protokol kesehatan artinya kita telah mencegah penyebaran virus corona, atau bahkan menekan adanya mutasi dari varian baru virus corona.

"Semakin lama kita biarkan virus menyebar, semakin besar peluang virus itu berubah," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dikutip dari Pikiran-Rakyat.com.

Menurut Tedros, pemerintah dan warga dunia harus mengambil langkah pencegahan yang dibutuhkan untuk membatasi penularan.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Twitter Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler