Heboh soal Varian Baru Covid-19, PB IDI: Lebih Mudah Menular 70 Persen

- 26 Desember 2020, 08:55 WIB
Ilustrasi virus corona.
Ilustrasi virus corona. /IXimus/Pixabay

PR CIREBON – Menanggapi soal varian baru Covid-19 yang cukup menggemparkan publik, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pengurus Besar IDI (Satgas Covid-19 PB IDI), Profesor Zubairi Djoerban angkat bicara.

Melalui cuitan dalam Twitter miliknya, Prof Zubairi menjelaskan beberapa hal yang belakangan ini cukup meresahkan rakyat Indonesia.

Menurut Prof Zubairi, varian baru Covid-19 sebenarnya sudah ada sejak 20 September 2020 lalu, namun baru sekarang disadari dan dibuka ke publik.

Baca Juga: Soal Masuknya Sandiaga Uno Dalam Kabinet Jokowi, Hersubeno: sebagai Seorang Pengusaha ini Normal

“Saya mau bicara soal varian baru virus korona, yang sebenarnya sudah ada dari 20 September silam, tapi baru disadari beberapa hari lalu,” ujar Prof Zubairi, seperti dilansir PikiranRakyat-Cirebon dari Twitter @ProfesorZubairi.

Prof Zubairi mengatakan, varian baru ini bernama N501Y dan memiliki kemampuan infeksi yang lebih tinggi. Varian baru ini juga lebih mudah menular hingga 70 persen, terutama kepada anak-anak.

“Varian baru ini bernama N501Y dan punya kemampuan infeksi yang lebih tinggi. Lebih mudah menular 70 persen. Terutama kepada anak-anak,” sambungnya.

Baca Juga: Varian Baru Covid-19 Buat Warga Resah, Doni Munardo Sebut Pemerintah Telah Lakukan Antisipasi

Namun, mengenai kabar soal varian baru ini tidak bisa terdeteksi oleh tes PCR, Prof Zubairi mengatakan kabar tersebut tidak benar.

“Ada yang bilang varian baru ini tidak bisa terdeteksi tes PCR. Itu tidak benar. Tidak usah khawatir. Tes PCR ini bisa mendeteksi tiga spike (seperti paku-paku yang menancap pada permukaan virus korona) berbeda. Sehingga, varian baru ini masih tetap bisa dideteksi tes PCR,” jelasnya.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Twitter @ProfesorZubairi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x