Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Majalengka Agus Susanto mengatakan, kasus stunting, yang merujuk pada masalah pertumbuhan badan anak atau kondisi kerdil akibat kekurangan gizi kronis saat balita, telah menjadi salah satu prioritas utama pemerintah dalam upaya mengentaskan permasalahan gizi buruk di kalangan anak-anak.
Dinas kesehatan telah melakukan berbagai kegiatan yang dilakukan seperti memberikan tambahan, makanan bergizi untuk warga bumil, penimbangan balita di posyandu, pemberian tablet tambah darah kepada kaum remaja yang hendak menikah.
Agus menambahkan berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018 prevalensi stunting di Majalengka menunjukkan angka 36,7 persen.
Hasil studi status Gizi Balita Indonesia (SSGI) tahun 2021 sebesar 23,0 persen sedangkan hasil studi status gizi balita Indonesia (SSGI) tahun 2022 menjadi sebesar 24,3 persen.***