Sebelum dibacakan oleh Affiati sebagai ketua DPRD, ikrar tersebut dibacakan terlebih dahulu oleh Fitria guna menyepakati bersama dengan audiens isi dari ikrar tersebut.
Namun, pada poin terakhir yakni ketiga yang berbunyi “demi Allah kami bersumpah akan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pengaruh paham komunisme, leberalisme, leninisme, sekularisme dan khilafah,” ada kesalahpahaman karena tak terdengar di kata khilafahnya mengingat tepuk tangan yang riuh.
“Saat dibacakan oleh ibu Fitria, pas kata sekularisme massa bertepuk tangan sehingga kata khilafah tidak terdengar,” tuturnya.
Baca Juga: Mengejutkan, Dokter Temukan Penggumpalan Pembuluh Darah di Setiap Organ Jasad Pasien Covid-19
Affiati kemudian mencoret kata khilafahnya karena ketika membacakan ikrar di poin ketiga tersebut ada kalimat komunisme dan khilafah tapi dibawah kedua kata itu ada tambahan tulisan tangan, liberalisme dan sekularisme.
Hal itu membuat Affiati bingung atas susunan bacaannya. Karena ide dan pembuatan ikrar dibuat Fitria secara mendadak lalu diberikan kepada Affiati untuk diikrarkan.
“Inilah yang membuat saya bingung dalam menyusun urutan bacaannya, karena ide dan konsep pembacaan ikrar bersama ini datangnya dari ibu Fitria secara mendadak yang disampaikan kepada saya. Jadi beliaulah yang paling mengerti susunan kalimat di poin ketiga itu,” ujarnya.
Baca Juga: Bagai Ketiban Durian Runtuh, Warga Desa di Sulawesi Selatan Temukan Gas Sedalam 75 Meter
Alhasil ada kesalahpahaman dari penyampaian ikrar tersebut, karena kata khilafah tidak terbaca dan justru malah memicu kontroversi.
Atas insiden tersebut, sebagai perawakilan dari lembaga legislatif, Affiati menyampaikan maaf atas kekhilafan pada saat menerima aspirasi Forum Cirebon Bersatu pada Senin, 6 Juli 2020.