Warga Desak Pemda Kota Cirebon Ambil Alih Eks Gedung Wanita, Terungkap Ratusan Juta Rupiah tak Masuk PAD

21 Juli 2022, 20:01 WIB
Eks gedung wanita kota cirebon, kini kondisinya memprihatinkan/andik sc prmn /

SABACIREBON-Pemda Kota Cirebon didesak untuk mengambil alih kembali pengelolaan eks Gedung Wanita yang kini bernama Charuban Convention Centre di Jalan Pemuda Kota Cirebon.

Hal tersebut disampaikan sejumlah elemen masyarakat Kota Cirebon yang merasa geram melihat kondisi gedung tersebut yang kini dinilainya sangat kumuh.

"Ini sangat memprihatinkan, tengok saja bagaimana sekarang kondisinya. Bahkan kalau malam hari tak ada penerangan di sekitarnya. Jelas ini tak boleh dibiarkan, Pemda harus berani ambil alih dari pengelolaan pihak ketiga," kata Yayat seorang tokoh aktivis dan Pemerhati Sosial dan Pemerintahan Daerah kepada wartawan, Kamis 21 Juli 2022.

Baca Juga: Jurgen Klopp Amati Khusus Christoper Nkunku dan Dominik Szoboszlai dalam Laga Pramusim Malam ini Lawan Leipzig

Alasan lainnya yang lebih parah, dikatakan Yayat adalah tidak pernah dipenuhinya kewajiban retribusi Rp 132 juta per tahun oleh pihak swasta selaku pengelola.

Padahal mereka sudah menguasai gedung tersebut sejak 7 tahun lalu. Selama itu pula mereka tidak pernah melaksanakan kewajibannya.

"Bahkan yang mengherankan, katanya di sisa 13 tahun kontrak gedung itu, mereka sempat meminta pengembalian uang kontrak. Ini kanbsudah ngaco. Kenapa sekara Pemda malah diam saja," ucapnya.

Baca Juga: Lomba LKS tingkat Jawa Barat, Kadisdik Optimis Pemenang Bisa Berprestasi di Tingkat Nasional, Ini Alasannya

Di sisi lain, Yayat juga menyayangkan sikap DPRD yang terkesan tidak punya inisiatif menjalankan pungsi kontrolnya. Mestinya DPRD mendorong Pemda Kota Cirebon untuk mengambil tindakan.

Sementara itu, desakan agar eks Gedung Wanita ini dikuasai Pemda Kota Cirebon kembali datang dari Koordinator Masyarakat Peduli Kota Cirebon (MPKC), Agung Sentosa .

"Tak dipenuhinya kewajiban pihak ketiga dalam membayar retribusi Rp 132 juta per tahun, itu bisa dikatakan wan presentasi. Sehingga sangay beralasan jiks Pemda ambil lagi hak pengelolaannya," katanya.

Baca Juga: Dua Hari Lagi Persib Lawan Bhayangkara FC, Terbongkar Begini Kondisi David da Silva dan Ciro Alves

Oleh sebab itu, pihaknya mempertanyakan sikap diam Pemda atas persoalan eks Gedung Wanita ini. Bahkan malah kemudian justru memberikan toleransi terus.

"Ini jadi bukti jika perencanaan pembangunan di Kota Cirebon ternyata amburadul," sebutnya.

"Kami lihat gedung wanita ini kumuh tidak sesuai rencana sebelumnya dimana dalam rencananya akan ada area pameran dan hotel," sambungnya.

Baca Juga: Satu-satunya Sisa Wakil Indonesia di Taipei Open 2022, Tersingkir.

Seperti diketahui, pada masanya Gedung Wanita ini merupakan aset Pemda yang menjadi ikon.

"Apalagi catat, tidak semua kota memiliki gedung wanita. Jadi ironis sekali tiap malam situasi di gedung wanita gelap gulita, padahal harusnya bisa difungsikan dan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat Kota Cirebon," ujarnya.

Hal tersebut diperparah, tambah Agung, ketika kontribusi yang diharapkan tidak didapat. Tidak sesuai dengan MoU BOT selama kontrak 20 tahun kedepan.

Baca Juga: Liverpool Jalani Pramusim ketiga Jumat Dinahari Lawan RB Leipzig

Sementara itu, terpisah Anggota DPRD Kota Cirebon, Watid tidak memjngkiri jika eks Gedung Wanita memang bermasalah.

"Khususnya tidak komitmennya pihak ketiga yang sejak 7 tahun lalu mengelola. Salah satunya tidak pernah membayar retribusi tahunan Rp 132 juta," paparnya.

Pihaknya kemudian menyarankan agar persoalsn Gedung Wanita ini dikomunikasikan dengan Pemda melalui hearing.

Baca Juga: Ada Apa dengan Kalvin Phillips? Begitu Enggan Dipinang Man Utd

Namun justru sikap Watid ini memunculkan keheranan sejumlah warga Kota Cirebon. Pasalnya dalam pandangan mereka harusnya dewan yang memiliki pungsi kontrol pada eksekutif.***

Editor: Andik Arsawijaya

Tags

Terkini

Terpopuler