Dolly Surabaya yang Ditutup Tahun 2014, Masih Menyisakan Persoalan

- 12 Oktober 2022, 10:15 WIB
Anggota Komisi A Bidang Hukum dan Pemerintahan DPRD Surabaya Imam Syafi'i saat menemui anak anak di Panti Asuhan Bilyatimi di Jalan Dukuh Kupang XX Nomor 40, Kota Surabaya, Selasa 11 Oktober 2022
Anggota Komisi A Bidang Hukum dan Pemerintahan DPRD Surabaya Imam Syafi'i saat menemui anak anak di Panti Asuhan Bilyatimi di Jalan Dukuh Kupang XX Nomor 40, Kota Surabaya, Selasa 11 Oktober 2022 /

SABACIREBON –Salah satu ikon negative Kota Surabaya adalah sebuah  kawasan  esek-esek Dolly, yang ditutup tahun 2014.

Dolly, kawasan lokalisisi yang identik dengan Saritem di Kota Bandung sempat menjadi tujuan pria hidung belang yang mampir sejenak.

Di masa ‘jayanya’, Dolly juga kerap dikunjungi wisatawan yang penasaran dengan suasana esek-esek yang sangat terbuka.

Baca Juga: Langkah Langka : Pelanggar Lalulintas di Garut Diajak ‘Nyaneut’

Di kiri kanan jalan kawasan Dolly, tak ubahnya pasar malam, namun yang disajikan dan dipromosikannya, perempuan bergaun seksi yang siap menerima limpahan hasrat sesaat.

Dengan berdandan menor dan seksi, para perempuan yang disebut tunasusila, ini duduk santai dalam ruang pamer yang diterangi cahaya, sehingga dari luar sangat jelas dan menarik perhatian.

Meski sudah ditutup tahun 2014 oleh Walikota Surabaya, Risma, namun ternyata Dolly masih menyisakan persoalan.

Baca Juga: Inilah 8 Anggota Polisi yang Ikut dalam Perbangan Jet Pribadi ke Jambi Menemui Keluarga Brigadir J

Namun bukan persoalan esek-esek atau persoalan para mantan perempuan tunasusila kawasan Dolly, melainkan persoalan sejumlah anak yang tidak diketahui  dimana orang tuanya, khususnya ayahnya.

Halaman:

Editor: Uyun Achadiat

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x