Cerita Bijak: Nasruddin Desakkan Hewan Peliharaan ke Rumah Tetangganya

- 21 Juni 2022, 11:23 WIB
Ilustrasi: Keledai peliharaan Nasruddin Hoja.
Ilustrasi: Keledai peliharaan Nasruddin Hoja. /Pikiran-Rakyat.com/

SABA CIREBON - BUKAN sekali tetangga yang satu ini menemui Nasruddin Hodja.

 Ia selalu mengeluh tentang rumahnya yang terasa sempit, sumpek, dan pengap. Disebut istri dan anaknya pun merasa tak nyaman.

“Wahai cerdik pandai, sudilah kiranya memberi nasihat untukku?” tanya tetangga itu.

Sejenak Nasruddin merenung. Sejatinya ia tak tahu nasihat apa yang harus diberikan. Ia bukanlah ahli bangunan.

Baca Juga: Simak Potensi Gelombang TInggi 1,2 - 6 Meter Hari Ini di Perairan Indonesia

“Baik, aku akan beri nasihat, tetapi kau harus mau menjalaninya?” ujar Nasruddin, akhirnya.

“Tentu, tentu.., wahai Nasruddin,” kata tetangganya berbinar.

“Belilah sepasang ayam dan itik. Jadikanlah mereka penghuni baru di rumahmu,” nasihat Nasruddin.

“O.., eh, ya ya ya, akan aku laksanakan,” kata tetangganya, mengernyitkan dahi.

Keesokan harinya Nasruddin sengaja menjambangi tetangganya. Lalu ia bertanya,”Bagaimana kabarmu? Apakah sudah lebih baik?”

“Maaf, Nasruddin, belum ada perubahan apa-apa. Sepasang ayam dan itik itu sedikit mengambil ruang rumahku,” jawab tetangganya.

Baca Juga: Bikin Semprotan Sendiri, Niscaya Wangi Tanama ini Bikin Lalat Mabur (Tips 2 Habis)

Nasruddin Hoja mengangguk-angguk. Lalu, katanya,”Itu karena unggasnya kurang besar. Belilah ke pasar sepasang angsa yang sehat,” kata Nasruddin.

Keesokan harinya, Nasruddin menemui tetangganya itu. Ia pun bertanya,”Sudah lebih baikkah sekarang, wahai tetanggaku?”

“Tidak, Nasruddin. Hewan-hewan itu mulai mengambil ruang rumah ku,” ujar tetangganya.

“Memang, di rumahmu harus ditambahi hewan berkaki empat. Aku akan pinjamkan kambingku,” kata Nasruddin sambil pergi dan kembali membawa sepasang kambing.

Di masukkanlah hewan berbulu itu ke rumah tetangganya. “Tunggu sampai besok,” pesan Nasruddin. Ia pun segera pulang.

Baca Juga: Begini Perlakuan Spesialis Petugas Terhadap Jemaah Haji Risti

Keesokan paginya Nasruddin menemui tetangganya lagi. Seperti biasa, ia bertanya keadaaanya.

“Wahai sang penasihat, keadaan terasa semakin parah. Kami jadi sulit bernafas,” keluh tetangganya.

Nasruddin hanya tercenung. Kemudian,”Ini nasihat terakhir tetanggaku. Hewan di rumahmu sungguh masih kurang rupanya. Aku akan pinjamkan sepasang keledaiku, tapi jangan lupa diberi makan”.

Nasruddin beranjak dan kembali membawa sepasang keledai gemuk dan dimasukkan ke rumah tetangganya dengan susah payah.

Tiga hari kemudian, Nasruddin baru bisa menemui tetangganya dengan alasan pulang bepergian.

“Aku rasa sekarang kau sudah lebih baik, wahai tetanggaku? Karena semua persyaratan sudah terpenuhi?” kata Nasruddin Hoja, datar.

Baca Juga: Tiga Pejabat Bea Cukai Diperiksa Kejagung Terkait perkara Impor Baja

Tetangganya yang tampak kuyu, mata merah dan pucat pasi sebenarnya ingin marah. Tetapi karena ialah yang minta nasihat, akhirnya hanya mampu berkata:

”Sang cerdik pandai, sesungguhnya aku mengalami ketersiksaan luar biasa. Kami sulit membagi ruang dengan hewan-hewan itu. Mereka berisik sehingga makin sulit untukku memejamkan mata,” tutur tetangganya.

“Oh.., begitu, ya?  Baiklah. Begini saja. Hari ini itik, ayam, dan angsa, segeralah kamu jual. Kambing dan keledai aku akan bawa pulang. Jangan lupa bersihkan rumahmu,” kata Nasruddin, lalu pamit membawa kambing dan keledai miliknya.

Keesokan harinya Nasruddin datang dan kembali menanyakan keadaaan tetangganya.

“Bagaimana keadaanmu, tetanggaku?”

“Ah, benar engkau Nasruddin. Terima kasih atas nasihat-nasihatnya. Semalam kami bisa tidur nyenyak. Rumahku terasa lapang. Sungguh hari ini hari yang menyenangkan,” ujar tetangganya sambil menggenggam erat-erat tangan Nasruddin Hoja, sekalipun tidak sejengkalpun rumahnya bertambah luas.

“Syukurlah, tetanggaku.  Sekarang kau sudah bisa belajar  bersyukur,” ujar Nasruddin dalam hati.***

Editor: Asep S. Bakrie


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah