“Wahai sang penasihat, keadaan terasa semakin parah. Kami jadi sulit bernafas,” keluh tetangganya.
Nasruddin hanya tercenung. Kemudian,”Ini nasihat terakhir tetanggaku. Hewan di rumahmu sungguh masih kurang rupanya. Aku akan pinjamkan sepasang keledaiku, tapi jangan lupa diberi makan”.
Nasruddin beranjak dan kembali membawa sepasang keledai gemuk dan dimasukkan ke rumah tetangganya dengan susah payah.
Tiga hari kemudian, Nasruddin baru bisa menemui tetangganya dengan alasan pulang bepergian.
“Aku rasa sekarang kau sudah lebih baik, wahai tetanggaku? Karena semua persyaratan sudah terpenuhi?” kata Nasruddin Hoja, datar.
Baca Juga: Tiga Pejabat Bea Cukai Diperiksa Kejagung Terkait perkara Impor Baja
Tetangganya yang tampak kuyu, mata merah dan pucat pasi sebenarnya ingin marah. Tetapi karena ialah yang minta nasihat, akhirnya hanya mampu berkata:
”Sang cerdik pandai, sesungguhnya aku mengalami ketersiksaan luar biasa. Kami sulit membagi ruang dengan hewan-hewan itu. Mereka berisik sehingga makin sulit untukku memejamkan mata,” tutur tetangganya.
“Oh.., begitu, ya? Baiklah. Begini saja. Hari ini itik, ayam, dan angsa, segeralah kamu jual. Kambing dan keledai aku akan bawa pulang. Jangan lupa bersihkan rumahmu,” kata Nasruddin, lalu pamit membawa kambing dan keledai miliknya.
Keesokan harinya Nasruddin datang dan kembali menanyakan keadaaan tetangganya.