Penambang Bitcoin Diam-diam Beralih ke Bisnis Ini, Ternyata Lebih Cuan

- 9 Juni 2024, 09:00 WIB
Ilustrasi 545 Aset Crypto Indonesia
Ilustrasi 545 Aset Crypto Indonesia /Bing/AI

SABACIREBON - Selama lima tahun terakhir, Core Scientific, salah satu penambang Bitcoin terbesar, telah melakukan diversifikasi ke teknologi kecerdasan buatan (AI). Langkah ini menjadi tren baru di kalangan penambang Bitcoin untuk meningkatkan efisiensi dan pendapatan di masa depan.

Pada awal pekan ini, Core Scientific mengumumkan kesepakatan selama 12 tahun dengan penyedia cloud CoreWeave untuk menyediakan infrastruktur untuk machine learning. Kesepakatan ini diproyeksikan akan menambah pendapatan lebih dari $3,5 miliar (Rp57 triliun) selama masa kontrak.

CoreWeave, yang didukung oleh Nvidia, menyewakan unit pemrosesan grafis (GPU) untuk pelatihan dan operasional model AI. Core Scientific akan menyediakan sekitar 200 megawatt infrastruktur untuk operasional CoreWeave, memanfaatkan keunggulan mereka di sektor data center.

Core Scientific, yang bangkit dari kebangkrutan pada bulan Januari lalu, telah menambang berbagai aset digital sejak 2017. Pada tahun 2019, perusahaan mulai melakukan diversifikasi ke layanan lain untuk memperkuat bisnis mereka.

"Cara terbaik untuk mengembangkan fasilitas penambangan Bitcoin adalah dengan memanfaatkan keunggulan kami di sektor data center," kata CEO Core Scientific Adam Sullivan kepada CNBC International.

Sullivan, yang mengambil peran sebagai CEO saat perusahaan berada di ambang kebangkrutan akibat anjloknya nilai Bitcoin pada 2022, telah melunasi utang perusahaan sembari meningkatkan kinerja perusahaan di sektor non-Bitcoin.

Meskipun kinerja Core Scientific sudah naik lebih dari 40% sejak dicatatkan kembali awal tahun ini, kapitalisasi pasarnya masih bernilai $865 juta (Rp14 triliun), jauh lebih rendah dibandingkan penilaiannya sebesar $4,3 miliar (Rp70 triliun) pada Juli 2021.

Permintaan komputasi dan infrastruktur AI melonjak setelah OpenAI meluncurkan ChatGPT pada November 2022, memicu lonjakan investasi pada model AI dan startup. Fenomena ini mendorong penambang Bitcoin seperti Core Scientific untuk mengeksplorasi peluang di sektor ini.

James Butterfill, kepala penelitian di perusahaan aset digital CoinShares, mengatakan bahwa penambang Bitcoin yang memanfaatkan pusat data hemat energi dan intensif energi juga ideal untuk operasi AI. Aktivitas AI memerlukan belanja modal hingga 20 kali lipat dibandingkan penambangan Bitcoin, namun lebih menguntungkan untuk jangka panjang.

Halaman:

Editor: Buddy Nugraha

Sumber: CNBC Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah