Akselerasi Pembiayaan Dorong Pertumbuhan Eksyar yang Inklusif dan Berkelanjutan

- 27 Juni 2024, 20:00 WIB
/

SABACIREBON - Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah (eksyar) di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan positif. Kemajuan ini perlu didukung dengan memperluas akses pembiayaan antara lembaga keuangan syariah dan pelaku usaha syariah, serta penguatan literasi dan inklusi keuangan syariah. Bank Indonesia bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Badan Wakaf Indonesia (BWI) kembali menyelenggarakan Bulan Pembiayaan Syariah (BPS) 2024.

Pelaksanaan BPS tahun ini mengusung tema “Akselerasi Pembiayaan Syariah untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan." BPS 2024 memiliki sejumlah inovasi dibanding tahun sebelumnya, termasuk Project Charter yang dirumuskan dengan berbagai kementerian dan lembaga terkait. Ini bertujuan untuk meningkatkan akses pembiayaan terhadap UMKM, dengan fokus pada sektor ekonomi kreatif dan pesantren. Selain itu, periode pelaksanaan diperpanjang, dimulai dari FESyar regional Sumatera pada Mei lalu, dan dilanjutkan dengan FESyar regional KTI, Jawa, hingga acara utama ISEF 2024.

Deputi Gubernur BI, Juda Agung, menyampaikan bahwa peran strategis Indonesia dalam mendorong kemajuan eksyar terutama penguatan ekosistem halal sudah mendapatkan pengakuan global. State of Global Islamic Report 2023 menempatkan Indonesia pada peringkat ketiga dalam Global Islamic Economy Score 2023. Pertumbuhan pembiayaan syariah pada Mei 2024 tercatat mencapai 14,07% (yoy), lebih tinggi dibanding pembiayaan konvensional yang tumbuh 12,15% (yoy).

Untuk meningkatkan porsi pembiayaan syariah, diperlukan strategi yang terfokus pada tiga aspek utama. Pertama, peningkatan inklusi melalui Project Charter dengan berbagai business matching yang menyasar sektor ekonomi kreatif dan pesantren. Kedua, peningkatan inovasi melalui digitalisasi business matching menggunakan platform Pembiayaan/Pendanaan Syariah Terintegrasi dan platform SatuWakaf Indonesia Marketplace. Ketiga, peningkatan inisiatif bersama melalui sinergi antar lembaga dan industri jasa keuangan syariah.

Deputi Komisioner Pengawasan Bank Pemerintah dan Syariah OJK, Defri Andri, mengapresiasi kolaborasi dalam penyelenggaraan BPS yang diharapkan dapat mendorong peningkatan skala usaha dan pertumbuhan porsi pembiayaan syariah. Pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia terus meningkat menjadi 7,38%, dengan pertumbuhan aset mencapai 9,71% atau Rp892,97 triliun pada Maret 2024. OJK telah menerbitkan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah Indonesia 2023-2027 (RP3SI) dengan tema “Bank Syariah yang Unggul untuk Masyarakat yang Sejahtera".

Salah satu produk yang dikembangkan adalah Cash Waqf Link Deposit (CWLD), berbasis wakaf uang temporer melalui sinergi perbankan syariah dan keuangan sosial syariah. Produk ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik dan keberlanjutan pembiayaan syariah di Indonesia.

Rangkaian kegiatan BPS akan terus berlangsung hingga pelaksanaan 11th Indonesia Shariah Economic Festival (ISEF) dari 30 Oktober hingga 3 November. Kegiatan ini mencakup kick-off dan talkshow produk pembiayaan syariah, kampanye dan promosi produk keuangan syariah oleh berbagai institusi jasa keuangan, kegiatan business matching pembiayaan syariah, penjualan produk halal bagi pelaku usaha syariah, dan showcasing business dan financing deals.

Dengan berbagai upaya dan kolaborasi ini, diharapkan pembiayaan syariah dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan. Bulan Pembiayaan Syariah 2024 menjadi momentum penting dalam memperkuat ekosistem keuangan syariah di Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan berkelanjutan.***

Editor: Buddy Nugraha

Sumber: bi.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah