Sektor Wisata Jabar Paling Terdampak PSBB Ketat Jakarta, Pengamat: Pembatasan Bikin Ekonomi Kurang

- 22 September 2020, 20:12 WIB
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil melihat-lihat hasil kerajinan di Desa Wisata Bantaragung kecamatan Sindangwangi Majalengka, Minggu 20 September 2020
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil melihat-lihat hasil kerajinan di Desa Wisata Bantaragung kecamatan Sindangwangi Majalengka, Minggu 20 September 2020 /Portal Majalengka/Pikiran Rakyat/Andra Adyatama

PR CIREBON - Kebijakan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB ketat di Jakarta, sudah berjalan selama delama hari sejak pertama kali diberlakukan pada Senin, 14 September 2020 lalu.

PSBB jilid II yang dikeluarkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini, didasarkan pada data dan fakta dilapangan yang menunjukkan angka peningkatan penularan Covid-19 di Jakarta sangat mengkhawatirkan.

Sebagai upaya untuk menekan laju pertumbuhan penyebaran Covid-19 di Jakarta, langkah yang Anies lakukan terkait penerapan kembali PSBB ketat tersebut dinilai tepat.

Akan tetapi, dampak diberlakukannya kembali PSBB tersebut, tidak hanya berimbas terhadap sektor perekonomian di Jakarta, melainkan seluruh provinsi yang memiliki keterkaitan dengan Jakarta.

Baca Juga: Bantuan Kuota Gratis Kemendikbud Diprotes Minim Manfaat Bagi PJJ, KPAI: Guru Lebih Suka Kuota Umum

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs RRI, Dr.Acuviarta Kartabi, selaku Pengamat Ekonomi dari Universitas Pasundan, Bandung menilai dampak PSBB ketat DKI Jakarta tersebut, akan berimbas pada turunnya perekonomian Jawa Barat. Terutama di daerah yang memiliki sektor wisata.

"Saya kira dampaknya tentu sangat signifikan, ya. Karena dengan adanya PSBB, kemudian pembatasan orang yang secara otomatis di daerah itu, ekonomi akan berkurang," ucap Acuviarta saat dihubungi RRI Bandung, Selasa, 22 September 2020.

Ia mengatakan, selama akhir pekan, lebih dari 30 persen pendatang baru berasal dari Jakarta sebagai wisatawan domestik. Oleh karena itu, dampak secara langsung akan terasa di sektor wisata.

Baca Juga: KAMI Munafik, Tolak Pilkada 2020 dalam Pandemi saat Sering Deklarasi Munculkan Kerumunan Massa

"Jadi, saya kira secara langsung bahwa dampak dari pada PSBB itu terhadap ekonomi Jawa Barat akan sangat signifikan, begitu ya," katanya.

Tidak hanya itu, Acuviarta menyebut, beberapa daerah di Jawa Barat, seperti Bogor, Depok, dan Bekasi sebagai kota penyangga DKI Jakarta telah berkontribusi ekonomi terhadap perekonomian Jawa Barat.

"Secara agregat, itu cukup besar. Sedangkan, dalam klaster industri itu adalah sektor terbesar di Jawa Barat. Sehingga, basis industri itu ada di Bekasi, Bogor, dan Karawang yang terkena dampak secara langsung," tuturnya.

Baca Juga: Laga Sepakbola Siap Kembali Digelar, Sanksi Hadirkan Penonton saat Laga Buat Klub Langsung Kalah

Berkaca dari PSBB sebelumnya, Acuviarta menjelaskan, bahwa perekonomian di Jawa Barat mengalami kontraksi hingga minus 5.98 persen.

Atas dasar itu, dia meminta Pemerintah Daerah untuk bertindak cepat agar dampak PSBB DKI tidak terlalu berpengaruh.

"Saya kira itu ada sebuah refleksi, kemudian meskipun mobilitas barang dan jasa itu sebenarnya tidak terkendala. Karena ada beberapa lapangan usaha ada beberapa aktivitas yang masih diperbolehkan,"  ujarnya.

Baca Juga: Khofifah Usul Ganti Definisi Kematian Covid-19, Rocky Gerung: Disuruh Istana Buat Protes ke Terawan

Misalkan, lanjut dia, saat melihat mobilitas untuk pendistribusian bahan kebutuhan pokok.

"Kemudian, untuk kesehatan dan sebagainya. Tetapi, tentu akan sangat jauh berkurang dengan adanya pembatasan di ketiga wilayah tersebut secara langsung terhadap perekonomian Jawa Barat," tegas dia.

Sebelumnya, tingkat okupansi hotel di Pangandaran mengalami penurunan sampai 40 persen dalam kurun waktu 3 hari setelah ditetapkannya PSBB DKI Jakarta.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x