"Tidak semua peserta berangkat dari kantor cabang Bandung, Pak Kindaris juga enggak di sini. Beliau menunggu di satu titik, kemudian ada yang menjemut ke sana. Dari titik itu baru berangkat ke Ciwidey," ungkap Haris dalam pernyataan pada Galamedia.
Baca Juga: Fakta Pelaku Pembunuhan Editor Metro TV, Jejak Terakhir Terdeteksi di Warung Dekat Lokasi Jasad
Lebih lanjut, Haris mengungkapkan pemberangkatan dilakukan secara bergelombang agar tidak terlalu mencolok di jalan.
"Kalau barengan kan kelihatan ada kerumunan ya. Soalnya kan sekarang lagi rame virus corona," tambahnya.
Padahal selama ini pemerintah berupaya mengingatkan adanya kewaspadaan untuk tidak membuat acara berkerumun, meski pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tak diperpanjang sejak berakhir dua pekan lalu.
Contohnya adalah bos-bos BUMN ini yang tentunya akan berisiko tinggi.
Baca Juga: Berawal dari Tak Sengaja hingga Tembus 1.200 Kasus, KSAD Ungkap Penelusuran Klaster Secapa AD
Di sisi lain saat ini kondisi keuangan PT PNM kurang menguntungkan dengan harus segera mendapatkan suntikan pendanaan dari negara senilai Rp 1,5 triliun hingga setidaknya September 2020 ini.
Ini terjadi karena permodalan perusahaan mulai seret seiring dengan perusahaan masih harus tetap menyalurkan pembiayaan kepada debiturnya.
Menanggapi aksi bos-bos pelesiran itu, Direktur Utama PNM Arief Mulyadi membela diri bahwa tidak akan menggelar kegiatan kumpul-kumpul selama pandemi Covid-19.