Bandung Punya Keunggulan Tapi Mengapa Harus Berkolaborasi?

SABACIREBON - Untuk mewujudkan smart city, perlu kolaborasi antarkota.

 

Kolaborasi antarkota tidak hanya dengan kota kota smart city di Indonesia.

 

Perlu juga kolaborasi dengan kota kota smart city negara negara lain.

 

Dengan kolaborasi maka  penerapan smart city bisa semakin cepat dan hemat biaya.

 

 

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung pun siap siap berkolaborasi dalam penerapan smart city.

 

Pemkot Bandung siap berkolaborasi dengan kota kota di Indonesia dan kota kota lain di luar negeri, khususnya kawasan Asia Pasifik yang tergabung dalam CityNet.

 

Itulah oleh oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Kota Bandung, Yayan Barlyanta, dari The CityNet National Chapter Indonesia Meeting di Bali, akhir Mei 2022.

 

 

"Bandung merupakan pionir dalam penerapan smart city. Kita membuka peluang untuk berbagi pengalaman, teknologi, inovasi, aplikasi," kata Yayan.

 

Masing masing anggota city net punya keunggulan.

 

Melalui kolaborasi antarkota di Indonesia dan dunia maka akselerasi penerapan smart city bisa semakin cepat dan hemat biaya.

 

Misalnya, aplikasi yang ada di Kota Bandung bisa ditiru oleh kota lain secara gratis, begitu juga sebaliknya.

 

 

Kota Bandung menjadi kota  terbaik dari 100 smart city di Indonesia.

 

Penilaian ini berdasarkan hasil evaluasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

 

Dari 100 smart city, Bandung meraih skor akhir 3,71 dengan tingkat improvement 0,37.

 

CityNet merupakan asosiasi pemangku kepentingan perkotaan terbesar yang berkomitmen untuk pembangunan berkelanjutan di kawasan Asia Pasifik.

 

 

CityNet didirikan tahun 1987 dengan dukungan UNESCAP, UNDP, dan UN-Habitat.

 

Jaringan telah mencakup 173 kota, LSM, perusahaan swasta dan pusat penelitian.

 

Kota Bandung akan mengikuti kongres CityNet di Kualalumpur, September 2022.***