Kapolres Garut Ingatkan Adanya Kelompok Intoleran di Masyarakat

- 18 April 2022, 22:19 WIB
Kapolres Garut AKBP Wirdhanto (tegah) saat berbincang menjelang tarawih bersama Ketua Yayasan Ponpes Al Qur'a, Qiroatussab'ah KH Atho Moch Toyyib (kanan) dan Pimpinan Ponpes KH Fahmi M Nur (kiri), Senin, 18 April 2022.
Kapolres Garut AKBP Wirdhanto (tegah) saat berbincang menjelang tarawih bersama Ketua Yayasan Ponpes Al Qur'a, Qiroatussab'ah KH Atho Moch Toyyib (kanan) dan Pimpinan Ponpes KH Fahmi M Nur (kiri), Senin, 18 April 2022. /Asep S bakrie/SABACIREBON/

SABACIREBON - Sikap intoleransi pada sebagian warga masyarakat masih menjadi fokus perhatian jajaran kepolisian dalam bidang keamanan dan ketertiban. Tak terkecuali kondisi itu terjadi di wilayah kerja Polres Garut, Jawa Barat.

Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono, SIK, MSi, menegaskan itu ketika melakukan Safari Ramadan, di Pesantren Al Qur'an Qiroatussab'ah Kudang, Kecamatan Balubur Limbangan, Garut, Senin,18 April 2022.

Wirdhanto menjelaskan, hal yang mengkhatirkan apabila intolerasni tidak dicegah, akan menjadi gangguan terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (KNRI).

Di wilayah Garut sendiri, kata Wirdhanto, beberapa waktu lalu sudah diamankan orang-orang dari kelompok yang menyebut diri Negara Islam Indonesia (NII).

Baca Juga: Usai Idul Fitri Nanti, Halalbihalal Tidak Boleh Ada Makanan dan Minuman, Begini Alasannya

"Mereka sudah diproses secara hukum di pengadilan," kata Kapolres Garut.

Di hadapan jamaah tarawih yang sebagian besar para santri, Kapolres Garut meminta agar semua menjalankan ajaran Islam yang moderat. Pegang dan jalankan Islam yang rahmatan lil alamin.

"Saya mendapat penjelasan dari kyai di sini bahwa dalam membaca Alqur'an ternyata bisa dengan bermacam-macam (qiroat sab'ah, yakni membaca dengan tujuh cara). Itu cerminan Alqur'an kental dengan toleransi," kata Wirdhanto.

Demikian halnya kehidupan di pesantren, menurut Kapolres kelahiran Semarang, Jawa Tengah itu, merupakan lab kecil Indonesia.

"Kehidupan pesantren melambangkan bhineka tunggal ika yang dirangkai dalam kesatuan. Pancasila yang menyatukan umat," kata Wirdhanto.

Mereka yang mondok di pesantren datang dari berbagai daerah. Di ataranya ada dari NTB, Kalimantan, Sumatera, Banten, dan tentu saja Sunda. Ternyata rukun-rukun saja.

Kuasai ilmu pengetahuan dan agama

Wirdhanto berharap agar para santri menguasai ilmu yang lengkap yakni ilu agama dan pengetahuan. Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah buta. Sebaliknya agama tanpa ilmu pengetahuan ibarat orang cacat.

Baca Juga: Amalan-amalan pada Malam Nuzulul Quran Apa Saja?

Menurut Kapolres, masyarakat tahu ada pandemi Covid 19, karena hasil penguasaan ilmu pengetahuan. Sementara bom nuklir yang dimiliki Rusia dan Ukraina adalah hasil pengetahuan.

Seandainya penguasa di dua negara itu dibutakan tanpa memiliki sisi kemanusaan sebagaimana ajaran agama, berapa juta manusia akan jadi korban.

Kapolres mengingatkan juga kepada para santri yang sebentar lagi akan mudik, pulanglah dengan menjaga nama baik dan marwah pesantren.***

 

Editor: Asep S. Bakrie


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x