Tes Masif Covid-19 Resmi Dibuka di PIKOBAR, Pemprov Jabar Tetapkan Skala Prioritas

- 29 Maret 2020, 08:06 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat merilis aplikasi Pikobar di Jabar Command Center, Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (20/3/2020).
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat merilis aplikasi Pikobar di Jabar Command Center, Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (20/3/2020). /Dok Humas Pemprov Jabar.


PIKIRAN RAKYAT - Pendaftaran tes masif COVID-19 via aplikasi PIKOBAR (Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat) resmi dibuka pada Kamis, 26 Maret 2020.

Meskipun, tes masif yang bertujuan untuk memetakan persebaran dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 itu masih bersifat terbatas.

Dalam arti lain, ada skala prioritas yang sudah ditetapkan dan syarat yang mesti dipenuhi pendaftar.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Cirebon, 29 Maret 2020: Astanajapura dan Kejaksan Berpotensi Hujan Sepanjang Sore

Lebih lanjut, Ridwan Kamil atau akrab disapa Kang Emil menuturkan proses pendaftarannya. 

Sebelum mendaftar, masyarakat umum harus melakukan periksa mandiri. Hal itu bertujuan agar masyarakat yang mengikuti tes masif benar-benar punya potensi besar terpapar Covid-19.

"Karena tidak untuk 50 juta penduduk, ini (tes masif) hanya untuk sekian persen, maka kita seleksi. Kalau masih ada antrean karena proses screening untuk meyakini bahwa yang mendaftar itu benar harus ikut tes," tutur Kang Emil di Gedung Pakuan pada Kamis, 26 Maret 2020.

"Mohon bersabar kita sudah membuat sistem yang benar. Hanya Masalah cepat lambat tentu disesuaikan dengan kondisi antrean yang sangat banyak dan sangat luar biasa," tambahnya.

Baca Juga: Update Virus Corona Sabtu 28 Maret 2020: Amerika Serikat Memimpin, Italia Susul Tiongkok

Adapun sampai Jumat lalu pukul 14.00 WIB, jumlah pendaftar tes masif melalui aplikasi PIKOBAR sudah mencapai 10.000.

Di sisi lain, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jabar Setiaji mengatakan pernyataannya.

Ia menilai ketersediaan test kit atau alat tes Covid-19 yang terbatas menjadi salah satu faktor penyebab adanya skala prioritas.

"Kalau enggak ada gejala, enggak punya riwayat berpergian ke daerah terpapar Covid-19 dan kontak langsung dengan positif Covid-19, serta enggak pergi ke empat klaster penularan Covid-19 di Jabar, itu tidak diprioritaskan," kata Setiaji di Kota Bandung pada Kamis, 26 Maret 2020.

Baca Juga: Ubah Kantin Jadi Laboratorium Sederhana, Dosen Muda ITB Gagas Pembuatan Hand Sanitizer Swadaya

Sejauh ini, terdapat empat klaster yang  sudah dibagi Pemprov Jabar, di antaranya Musyawarah Daerah (Musda) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jabar di Kabupaten Karawang, Seminar Bisnis Syariah di Kabupaten Bogor, Seminar keagamaan di Kota Bogor, dan Seminar keagamaan di Kabupaten Bandung Barat.

"Dalam form pendaftaran, ditanyakan beberapa riwayat, apakah pernah masuk ke klaster yang empat klaster yang disebut Pak Gubernur atau tidak," ucapnya.

Selain itu, pendaftaran tes masif via aplikasi PIKOBAR diprioritaskan untuk masyarakat yang masuk tiga kategori.

Pertama untuk Kategori A yang menyasar pada masyarakat dengan risiko tertular paling tinggi seperti Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang baru tiba dari luar negeri, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan keluarga, tetangga, dan temannya, serta petugas kesehatan di rumah sakit yang menangani Covid-19.

Baca Juga: Seruan Pemprov untuk Seluruh Warga Jabar: Jangan Mudik dan Piknik

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Pemprov Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x