Ubah Kantin Jadi Laboratorium Sederhana, Dosen Muda ITB Gagas Pembuatan Hand Sanitizer Swadaya

- 28 Maret 2020, 21:16 WIB
DOK PEMPROV JABAR
DOK PEMPROV JABAR /

PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah dosen muda Institut Teknologi Bandung (ITB) menginisiasi pembuatan 200 liter hand sanitizer. Hasilnya akan dibagikan gratis ke sejumlah rumah sakit di Jawa Barat.

Ini dilakukan untuk membantu mencegah penyebaran Covid-19. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Badan Pengelola Usaha dan Dana Lestari (BPUDL) ITB Deddy Koesrindartoto.

“Kami berpikir apa yang paling dibutuhkan saat ini, salah satunya adalah hand sanitizer. Banyak orang membutuhkan hand sanitizer tapi sulit ditemukan. Kalaupun ada, harganya mahal,” ujar Deddy di Bandung pada Kamis, 26 Maret 2020.

Baca Juga: Seruan Pemprov untuk Seluruh Warga Jabar: Jangan Mudik dan Piknik

Adapun inisiasi pembuatan hand sanitizer ini melibatkan pengajar dari 3 sekolah di ITB, di antaranya Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) , Sekolah Farmasi (SF) dan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayatai (SITH). Namun begitu, bukan sesuatu yang mudah membuat hand sanitizer. Ini dikarenakan bahan baku alkohol yang telah langka.

Pun begitu, berkat beberapa kolega alumni Sekolah Farmasi yang memiliki koneksi ke beberapa supplier bahan kimia. Mereka tetap membeli, meski dengan  harga yang lebih tinggi karena langka.

“Yang mau beli (alkohol) antre. Begitu datang langsung habis karena yang mau beli banyak. Jadi harus cepat-cepat,” tuturnya.

Baca Juga: Ikuti Aturan, Calon Pengantin di Cirebon Pilih Batalkan Resepsi demi Cegah Penyebaran Virus Corona

Pembuatan hand sanitizer itu berlokasi di Kantin MBA ITB. Kantin tersebut disulap menjadi laboratorium sederhana. Mereka hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk menyelesaikan 200 liter hand sanitizer.

Waktu yang sangat cepat untuk pembuatan hand sanitizer sebanyak itu dengan jumlah tenaga kerja sedikit. Namun begitu, kerja keras tersebut tak terasa berat mengingat banyak fasilitas kesehatan (faskes) yang membutuhkan hand sanitizer dalam memerangi Covid-19 ini.

“Kenapa kami memilih rumah sakit? Karena rumah sakitlah yang paling membutuhkan saat ini dibanding masyarakat. Masyarakat yang tinggal di rumah, bisa mencuci tangan dengan sabun. Apalagi ada beberapa laporan, hand sanitizer di rumah sakit hilang dengan tempat-tempatnya,”tutur Dedy dalam pernyataan yang dikutip Pikiranrakyat-Cirebon.com melalui situs resmi Pemprov Jabar pada 28 Maret 2020.

Baca Juga: Untuk Kesekian Kalinya, Anies Baswedan: Jangan Meninggalkan Jakarta

Dikatakan Deddy, setiap lima hand sanitizer akan diberikan pada rumah sakit, Puskesmas, dan klinik. Sejumlah rumah sakit yang sudah menerimanya di antaranya RSHS, RSGM Unpad, RS Muhammadiyah, Labkesda, dan RS Hasna Media Cirebon.

“Tentunya donasi sebanyak 5 liter untuk beberapa faskes di Bandung dan daerah Jawa Barat lainnya jauh dari jumlah yang dibutuhkan. Kami akan terus berkoordinasi dengan teman-teman di faskes-faskes tersebut, dan jika dirasakan kebutuhannya meningkat, tim kami akan dengan senang hati untuk memproduksi ulang sesuai kebutuhan dan kapasitas produksi kami," jelas Yulianto yang merupakan salah seorang anggota tim dari SBM ITB.

Selain pembuatan hand sanitizer, pihaknya sudah menyiapkan beberapa program lagi untuk membantu pencegahan penyebaran Covid-19. Sehingga diharapkan, halyang dilakukan olehnya dan teman-teman di ITB dapat menginspirasi sesama dosen ataupun masyarakat. Bahkan, pihaknya pun membuka diri untuk kolaborasi dari rumah.

“Semangat kami ingin membantu. Mari berbuat sesuatu agar (Covid-19) cepat teratasi,” tuturnya.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: Pemprov Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x