SABACIREBON- Bagi warga Kota Bandung dan sekitarnya yang belum sempat melihat dari dekat atau menikmati beribadah dalam rangka memakmurkan masjid Al Jabbar, Bulan Ramadan ini tampaknya waktu yang tepat.
Selama ini, warga Bandung dan sekitarnya banyak yang belum sempat memakmurkan Masjid Al Jabbar atau bahkan belum sempat sekadar melihat pun karena faktor kemacetan, yang menyebabkan ketidaknyamanan.
Berita membludaknya pengunjung Masjid Al Jabbar di Gedebage Kota Bandung yang menyebabkan kemacetan luar biasa, menyebabkan banyak warga Kota Bandung dan sekitarnya yang menunda kunjungan ke Masjid Al Jabbar.
Baca Juga: Lailatul Qadar : Siapa saja yang Bisa Meraih Malam Seribu Bulan dan apa syaratnya? Simak
Bukan hanya kemacetan yang menuju Masjid Al Jabar, tapi warga sekitar Al Jabbar pun sempat mengeluh karena kemacetan. Warga disana sempat harus berjuang lebih dari 30 menit untuk keluar daaerah itu akibat kemacetan.
Seorang guru SD di Margahayu Raya, misalnya, menyebut keingginannya untuk ke Masjid Al Jabbar terpaksa selama ini ditunda karena terlalu membludak. Ia baru bisa menikmati beribadah di masjid termegah di Jabar ini dalam bulan Ramadan..
Selama bulan Ramadan, kunjungan ke Masjid Al Jabbar bisa disebut sangat terkendali, dalam arti tidak membludak sehingga sangat nyaman untuk melaksanakan ibadah disana. Disamping berselfie ria, dan mengabadikan kunjungan diri.
Untuk masuk tempat parkir masjid Al Jabbar, selama bulan Ramadan relative nyaman dan bisa langsung masuk. Berbeda dengan pada awal pembukaan, dimana banyak yang harus parkir jauh dari masjid.
Selama ini memang ada bus wisata yang masuk, namun jumlahnya tidak membuat penuh lahan parkir.
Tempat Wudhu
Bagi yang sudah masuk dan melaksanakan salat di Masjid Al Jabbar, pasti merasakan suasana berbeda dengan masjid lain. Nyaman.
Baca Juga: Inilah, 5 Langkah agar Lulus Menghadapi Ibtila atau Ujian Hidup dari Allah SWT
Jemaah yang mau masuk harus berjalan kaki cukup lumayan dari tempat parkir. Lalu, untuk masuk, jemaah diarahkan ke jalur masuk di sebelah Selatan, sementara jalur keluar masjid berada di sebelah utara.
Selesai menyusuri jalur masuk sepanjang beberapa puluh meter, Jemaah akan langsung masuk ke halaman masjid. Di halaman masjid, jemaah mulai diarahkan jalur laki-laki dan perempuan yang masing-masing jalur terdapat tempat wudhu.
Dengan tempat wudhu dua jalur ini, jemaah mulai diarahkan ke pintu masuk masjid, wanita di sebelah kiri (selatan) , dan pria di sebelah kanan (utara).
Tempat wudhu, dari jauh kelihatan mirip tenda, berbentuk bangunan kerucut dengan warna mencolok putih dan kuning emas. Masing-masing jalur ada 5 tempat wudhu dan tiap tempat wudhu terdapat 5 kran air wudhu, yang dilengkapi tempat duduk untuk berwudhu.
Jemaah yang sudah memiliki wudhu bisa langsung masuk masjid, namun bagi yang akan mengambil wudhu dalam masjid, jemaah harus masuk dan turun ke tempat wudhu. Tempat wudhunya boleh dibilang keren.
Di pintu masuk tempat wudhu pria, terdapat tulisan Wudhu Laki-laki –Men Ablution, dan di tempat wudhu perempuan, tentunya Women Ablution.
Baca Juga: Sudah Bersihkah hati kita..? Begini Cara Mengetahui Kesehatan Hati Kita, Menurut Aa Gym
Bagi Jemaah yang pernah menunaikan ibadah haji atau umroh, pasti akan terbayang tempat wudhu di Masjid Nabawi Madinah dan Masjidil Haram Mekah atau masjid lainnya di tanah suci yang bertulisan Men Ablution atau Women Ablution, dengan posisi tempat wudhu berjejer lengkap dengan tempat duduk.
Usai berwudhu, Jemaah diarahkan menaiki tangga dan langsung masuk ke dalam masjid rancangan Ridwan Kamil ini yang waaah. Benar-benar luar biasa, menjadi masjid kebanggaan Jabar dan mungkin kebanggaan Indonesia.
Masjid berkapasitas 33.000 jemaah ini, bukan hanya menjadi tempat ibadah semata, tapi menjadi daya tarik dan icon wisata religi baru baru di Jabar.
Satu hal yang terlihat belum tertib, menyangkut parkir. Terutama tarif parkir yang pasti dan bertanda bukti. Paling tidak, tanda bukti parkir ini diperlukan bagi para pengemudi bis atau travel. ***