Tanggapi Denny Siregar, Pimpinan Ponpes: Tak Tahu Kejadian, Tapi Tuduh Santri Kami Calon Teroris

4 Juli 2020, 17:00 WIB
Pesantren bantah ekploitasi anak, seperti yang dituduhkan penulis Denny Siregar. /Dok. Polresta Tasikmalaya/

PR CIREBON - Nama baik Pondok Pesantren Tahfidz Quran Daarul Ilmi Kota Tasikmalaya merasa tercemar karena masuk dalam status Denny Siregar yang bernadakan tuduhan.

Untuk itu, pihak ponpes membantah tuduhan Denny Siregar yang menyebut mereka mengeksploitasi santri untuk ikut aksi 313.

Padahal, keikutsertaan para santri berusia anak-anak dalam aksi 313 di Jakarta pada 2019 adalah untuk membaca Alquran, dan bernasyid.

Baca Juga: Angka Virus Corona Dunia Sentuh 11 Juta, WHO: Orang-orang Perlu Bangun, Data Tidak Berbohong

Adapun penjelasan itu disampaikan langsung oleh Pimpinan Pesantren Tahfidz Quran Daarul Ilmi Kota Tasikmalaya, Ustadz Ahmad Ruslan Abdul Gani.

Secara tegas, ia menyatakan keterlibatan para santri dalam aksi itu bukan untuk ikut turun ke jalan, tetapi untuk menghibur peserta aksi

"Lagipula, mereka tidak teriak-teriak. Mereka hanya mengaji dan bermain nasyid, menghibur peserta aksi," jelas Ahmad pada Jumat, 3 Juli 2020.

Baca Juga: Rayakan Hak-hak LGBT, Vladimir Putin Ejek Kedutaan AS karena Kibarkan Bendera Pelangi

Seperti yang diberitakan Pikiran Rakyat, kegiatan itu bukanlah aksi politik, tetapi hanya merupakan aksi bela Islam.

Terlebih selama ini, tak ada bukti para santri ikut teriak-teriak turun ke jalan, karena mereka mengikuti aksi dengan damai dan hanya mengaji di depan Masjid Istiqlal.

Dalam pandangan Ustadz Ahmad, santri yang radikal pasti teriak-teriak, tetapi santrinya hanya mengaji dan bermain nasyid.

Baca Juga: Bertentangan dengan Pancasila, Wakil Ketua MPR Minta RUU HIP Dikeluarkan dari Prolegnas 2020

"Kalau santri teriak-teriak, baru itu dapat dikatakan radikal. Namun, saat itu santri hanya mengaji dan bermain nasyid."

Untuk itu, Ustadz Ahmad menilai pernyataan yang disebutkan Denny Siregar bahwa para santri itu adalah calon teroris, adalah tuduhan tak berdasar.

Selain itu, Denny dianggap mencemarkan nama baik para santri dan pesantrennya.

"Dia tak tahu kejadian tapi menuduh mereka calon teroris," kata dia.

Baca Juga: Diklaim Bunuh 80 Persen Virus Corona dalam 30 Menit, Mentan RI Pamerkan Kalung Berbahan Eucalyptus

Sementara itu, Denny Siregar tak terlihat membuat pernyataan maaf, Denny justru mengelak bahwa foto itu merupakan obyek dari isi statusnya.

Dalam pembelaan dirinya, Denny menyebut dalam status terakhirnya, foto itu hanya ilustrasi yang memperkuat statusnya.

Hanya saja, Ustadz Ahmad menganggap pengakuan itu justru membuat kesalahannya semakin tampak karena status mengenai santri telah lebih dulu dihapus.

Baca Juga: Imbas Rhoma Irama Manggung, 500 orang Penonton akan Jalani Tes Swab Massal

"Kalau ilustrasi itu kan menguatkan konten. Tapi saya paham bahasa. Dalam status itu, ia menjelaskan mengenai foto itu," jelas Ustadz Ahmad menutup pernyataan.*** (Asep M Saefuloh)

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler