Kepala DKPP Jawa Barat: 2.816 Ternak Tertular PMK namun Jumlah Ini tak Signifikan.

27 Mei 2022, 21:49 WIB
Penularan PMK di Jabar tidaklah signifikan/pikiran-rakyat.com /

 

SABACIREBON - Jumlah ternak yang terkena penyakit mulut dan kuku (PMK) nampaknya kian bertambah dan cukup mengkhawatirkan. 

Setidaknya di lingkungan Provinsi Jawa Barat jumlah ternak berkuku belah tercatat mencapai lebih dua ribuan ekor yang sudah terdeteksi tertular PMK.

Namun demikian seperti dikatakan Kepala DKPP Jabar Moh Arifin Soedjayana dan dilansir oleh pikiran-rakyat.com, jumlah ternak yang tertular itu sesungguhnya tidaklah signifikan. 

Namun demikian Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat terus memkantau  dan melakukan tindakan penyelamatan atas penularan PMK agar lebih  terkendali secara maksimal.

Baca Juga: Hari Ini Lokasi Tempat Pembuatan SIM Keliling di Bandung

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat mencatat 2.816 hewan ternak berkuku belah (sapi potong, sapi perah, domba dan kambing) hingga 26 Mei 2022 pukul 14 dinyatakan telah tertular virus penyebab penyakit mulut dan kuku (PMK). 

Kepala DKPP Jabar Moh Arifin Soedjayana mengatakan, secara populasi jumlah hewan yang tertular tersebut tidak signifikan. Namun secara jumlah kota kabupaten di Jabar yang terdeteksi hewan berkaki belah tertular cukup signifikan. Menurutnya, saat ini sudah ada hewan berkuku belah di 20 kota kabupaten di Jabar yang diketahui telah tertular PMK

"Ditemukan pertama kali di Garut pada 7 Mei lalu kemudian merembet ke Tasikmalaya dan Banjar kini menjadi 20 kota kabupaten yang terdiri dari 97 kecamatan dari 627 kecamatan atau 15,47 persen dengan total 125 desa kelurahan atau 2,09 persen dari 5.957 desa kelurahan di Jabar," kata Arifin pada Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat, 27 Mei 2022. 

Baca Juga: : Lakukan Ini Agar Tahun Depan Tak Ada Lagi Calon Jemaah Haji yang Kecewa

Dikatakan Arifin, dari 2.816 hewan berkuku belah tersebut dilakukan beberapa penanganan. Di antaranya dipotong paksa, diobati dan ada juga yang mati. 

"Tingkat kesembuhannya 6,85 persen ada 193 ekor yang mati 33 ekor atau 2,45 persen," ujarnya. 

Menurut dia, dengan angka-angka tersebut, PMK di Jabar masih terkendali.  Yang terpenting saat ini pihaknya tetau hadir melakukan pendampingan kota kabupaten. 

Divisi PKP Pertanian dan Ketahanan Pangan Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Jawa Barat  Rochadi Tawaf, mengatakan, kematian yang disebabkan PMK memang rendah tapi mempengaruhi pada produktifitas sapi terutama pada sapi perah. Terlebih Jabar merupakan salah satu produsen susu sapi. 

Baca Juga: Unggahan Terakhir Akun Instagram Emmeril Kahn Mumtadz, Dibanjiri Doa Netizen

"Kalau pun sembuh produksi susunya berkurang jadi 25 persen," ujarnya. 

Menurut dia, langkah cepat untuk memotong rantai penularan yaitu dengan stepping out atau potong paksa. Dibutuhkan waktu dalam satu tahun namun membutuhkan biaya yang cukup besar jadi harus ada dana tanggap darurat untuk mengganti sapi yang dipotong paksa. 

"Laporan dari daerah karena tidak ada penggantian, maka mobilisasi ternak susah dijaga meski ada cek poin tapi ada jalan tikus sehingga penularan sulit dilakukan, kami harap pemerintah ada biaya dana tanggap darurat untuk ganti stepping out mumpung jumlah sapi yang tertular masih sedikit," tuturnya.***

Disclaimer: Berita ini sebelumnya tayang pada pikiran-rakyat.com dengan judul "Update PMK di Jabar: Ribuan Ternak di 20 Kabupaten dan Kota Sudah Tertular," ditulis oleh Novianti Nurulliah 27 Mei 2022, 19:50 WIB

 

Editor: Otang Fharyana

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler