Akui Sedih Lihat Tetangga Dapat Bantuan, Mak I'ah Justru Hidup Prihatin di Gubuk Reyot dengan Cucu

18 Mei 2020, 17:15 WIB
MAK I'ah saat berada di rumahnya yang reyot dan tidak layak dihuni, di Kecamatan Karangtengah belum lama ini. Bertahun-tahun hidup serba prihatin, tidak lantas membuat ia dan cucunya menerima bantuan di tengah pandemi Covid-19 ini.* /SHOFIRA HANAN/PR /

PIKIRAN RAKYAT - Seorang warga kampung Ciroyom RT 03/08, Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur itu hidup prihatin di sebuah gubuk reyot di area persawahan.

Gubuk reyot yang menjadi tempatnya berlindung sering bocor saat hujan turun bahkan gubuknya tak meiliki akses listrik.

"Enggak ada listrik, cuma pakai lampu minyak saja. Kadang lampu juga tidak menyala karena tidak ada minyaknya. Kalau hujan ya kehujanan, kadang bisa sampai tidak pernah tidur semalaman," ucapnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Wapres Maruf Amin Sebut Rakyat yang Tak Mau Membayar Iuran BPJS akan Berdosa?

Mak I'ah (70) hidup bersama cucunya yang baru berusia lima tahun yang berjuang hdup dengan keterbatasan ekonomi.

Nenek itu hanya memiliki harapan agar bisa membesarkan cucunya dengan baik dengan pendidikan dan penghidupan yang layak.

"Semoga rezeki cucu saya ini dapat lebih beruntung dari saya. Dapat sekolah dan belajar agama yang tinggi, sehingga dapat berguna bagi masyarakat dan agama," ujar Mak I’ah.

Sudah tiga tahun lalu ia ditinggal meninggal dunia oleh suaminya, setelah itu ia hanya bisa mengandalkan upah sebagai buruh serabutan yang jumlahnya tidak menentu.

Baca Juga: Muncul Saran Undur Tahun Ajaran Baru, Pemerhati Pendidikan Ungkap Beberapa Alasannya

“Saya suka sedih, waktu tetangga dapat bantuan dari pemerintah tapi saya tidak. Dulu saya sempat dapat beberapa kali beras rakyat miskin, cuma sekarang sudah tidak,” ujar dia belum lama ini.

Menurut dia, tetangga yang mendapat bantuan tergolong lebih mampu darinya. Sementara dia dan cucunya, hidup prihatin sampai saat ini.

Dalam hal ini, Plt Bupati Cianjur Herman Suherman mengaku bahwa warganya tak luput dari bantuan.

Mereka mengaku telah menyisir lapangan untuk menemukan dan mendata penerima yang berhak.

Baca Juga: Tetap Gaya Hadapi Virus Corona, Perancang Busana Afrika Modifikasi Masker Menjadi Tren Berbusana

Namun ia mengaku tumpang tindih bantuan akan selalu ada, tapi ia memastikan bahwa bantuan tersebut akan terbagi secara merata dan melakukan solusi dengan musyawarah antar pemerintah dan penerima.

Apabila ada penerima yang menerima bantuan berlebih, maka RT di lokasi akan memusyawarahkan agar bantuan tersebut bisa disalurkan kepada pihak lain yang membutuhkan.

“Jadi meminimalkan tumpang tindih sekalian merevisi data penerima. Tidak ada yang menerima double atau tidak dapat sama sekali,” ucapnya.*** (Shofira Hanan)


Artikel ini pernah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Ironis, Tinggal di Gubuk Reyot Tanpa Listrik Mak I'ah Sedih Tetangga yang Mampu Justru Dapat Bantuan.

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler