Rapid Test Virus Corona, Tenaga Medis RSHS Bandung Jadi yang Pertama

26 Maret 2020, 19:11 WIB
PEMPROV Jabar menggelar pemeriksaan Rapid Diagnostic Test (RDT) COVID-19 terhadap kurang lebih 300 tenaga kesehatan (nakes) dan staf RSHS Bandung di Poliklinik Anggrek, Rabu (25/3/2020).* /HUMAS JABAR

PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) memulai tes masif Covid-19 di Jabar pada Rabu, 25 Maret 2020. Hari pertama tes rapid itu diberlakukan bagi 300 tenaga kesehatan dan karyawan RSHS Bandung.

Ini dikarenakan RSHS merupakan rumah sakit utama rujukan Covid-19 di Jabar. Dalam arti lain, tenaga nakes dan non-nakes yang bekerja di Ring 1 itu terus melakukan close contact cukup lama dengan pasien Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar Berli Hamdani pun mengatakan pandangannya. Ia merasa pemeriksaan bagi nakes dan karyawan RSHS di Ring 1 ini dapat memulai rangkaian tes masif Covid-19 oleh Pemprov Jabar. Bahkan Pemprov Jabar tak segan menyerahkan kurang lebih 300 unit test kit untuk RSHS. Pemberian ratusan tes kit itu disesuaikan dengan jumlah orang yang akan diperiksa.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah 59 Warga Afrika Tewas Usai Minum Dettol untuk Mencegah Virus Corona?

Dalam pelaksanaan tes, Dinkes Jabar bekerja sama dengan tenaga kesehatan rumah sakit serta Dinas Kesehatan kabupaten dan kota. Namun demikian, tes itu tidak hanya berlaku bagi karyawan di RSHS yang termasuk Kategori A. Dinkes Jabar juga melakukan tes bagi Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

Sementara itu, rapid test dengan konsep drive-thru yang dilakukan bagi Kategori B dan C saat ini masih dikoordinasikan. Koordinasi ini dilakukan dengan kabupaten/kota terkait sarana-prasarana, alat, dan tenaga kesehatan.

"Dengan adanya rapid test ini, diharapkan dapat menjaring kasus-kasus maupun orang yang berisiko terkena infeksi sehingga bisa diambil langkah dalam penanggulangan Covid-19," ucap Berli.

Baca Juga: Doa untuk Presiden Jokowi dari Ridwan Kamil, Tetap Kuat di Tengah Rentetan Duka

Adapun menurut Direktur Medik & Keperawatan RSHS Bandung Nucki Nursjamsi Hidayat mengatakan sekitar 300 karyawan RSHS yang diperiksa dimulai dari dari sejumlah dokter dan perawat.

"Kami memeriksakan prioritas pertama, yaitu para dokter, terdiri dari dokter penyakit dalam, dokter anestesi, dokter patologi klinik, dan dokter anak, juga dokter peserta didik PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) masing-masing KSM (Kelompok Staf Medis). Lalu diikuti para perawat, perawat dari Ruang Rawat Inap Khusus, dari Isolasi Instalasi Gawat Darurat, dari Isolasi Instalasi Rawat Jalan," jelas Nucki seperti yang dikutip Pikiranrakyat-Cirebon.com melalui situs resmi Pemprov Jabar pada 26 Maret 2020.

Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan pada tenaga non-nakes, seperti driver, petugas forensik, dan cleaning service. Semua tenaga non-nakes itu dirasa perlu mengikuti tes, karena semuanya terkait dengan penangan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Baca Juga: Doa untuk Presiden Jokowi dari Ridwan Kamil, Tetap Kuat di Tengah Rentetan Duka

"Ditambah juga tenaga non-nakes dari driver. Ada tiga driver yang bantu mobilisasi pasien positif Covid-19. Satpam juga mengamankan (pasien), close contact. Kemudian petugas forensik yang memandikan jenazah ter-confirm positif (Covid-19). Juga petugas penunjang lain seperti Tata Usaha di area Ring 1, termasuk cleaning service," ujarnya.

Berdasarkan hasil pantauan, karyawan RSHS yang diperiksa teratur mengantre untuk diperiksa. Mereka pun diminta mengisi nama lengkap, tanggal lahir, unit kerja, serta nomor telepon.

Bahkan bila memungkinkan, Nucki menginginkan memeriksakan karyawan di Ring 2 untuk diperiksa juga. Dalam arti lain, sejumlah nakes yang menyeleksi ODP maupun PDP yang belum terkonfirmasi.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah 59 Warga Afrika Tewas Usai Minum Dettol untuk Mencegah Virus Corona?

"Prioritas kedua, yaitu shift berikutnya di Ring 1. Apabila jumlah (alat) memungkinkan, kami juga akan memeriksakan petugas di daerah Ring 2 karena cukup berbahaya sehingga mereka tetap berisiko meski lebih kecil (dari Ring 1)," katanya.

Sejauh ini, RSHS memang sudah menyiapkan Gedung Anggrek Lantai 1 hingga Lantai 5 untuk sarana penanganan Covid-19. Bahkan lebih detailnya, kapasitas yang disediakan untuk menampung pasien Covid-19 yang confirm mencapai lebih 40-60 orang dalam satu lantai.

"Kemudian untuk yang belum confirm ada dua lantai, (kapasitas) sekitar 100 orang. Satu lantai lain untuk staf," ucap Nucki.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Surat Anies Baswedan Imbau Hentikan Hubungan Suami-Istri demi Cegah Virus Corona

Selain itu, RSHS Bandung terus berupaya meningkatkan pelayanan sebagai garda terdepan Jabar dalam menangani virus SARS-CoV-2 tersebut. Lebih utama untuk merawat para pasien. Meskipun, pihak RSHS merasakan saat ini masih kekurangan bantuan enam ventilator.

"Kami juga merawat pasien confirm maupun non-confirm yang memerlukan alat bantu napas. Kami perluas kapasitas itu jadi sekitar 22. Masalahnya, sarana ada, SDM ada, kami perlu bantuan ventilator. Saat ini kurang enam sampai ventilator,"pungkas Nucki menutup pernyataannya.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: Pemprov Jabar

Tags

Terkini

Terpopuler