Network
PR CIREBON - Ribuan guru di Zimbabwe melakukan mogok kerja sejak September 2020 ketika sekolah dibuka kembali untuk persiapan ujian akhir tahun.
Guru di Zimbabwe telah setuju untuk menghentikan pemogokan dan kembali mengajar setelah menerima kenaikkan gaji setidaknya 41 persen dari pemerintah, kata ZIMTA, asosiasi guru terbesar di negara itu.
Meski siswa sudah kembali bersekolah, para guru menolak mengajar karena gaji mereka diturunkan akibat inflasi yang naik menjadi 471,25%.
Baca Juga: Warga Timika Papua Kecewa 'Habib Tukang Obat': Saya Bertato dan Bertindik Sebelum Jadi Anak Habib
Pemerintah Zimbabwe menutup sekolah pada Maret untuk mengendalikan penyebaran Covid-19, dan membuka kembali kelas pada September.
Persatuan Guru di Zimbabwe (ZIMTA) mengatakan dalam keterangan tertulisnya, pada Selasa 17 Novemer 2020, bahwa gaji terendah yang akan diterima para guru saat ini adalah 19.975 dolar Zimbabwe (sekitar Rp3,4 juta) sedangkan gaji tertinggi sekitar Rp3,9 juta per bulan.
Tak hanya itu, gaji pegawai negeri di Zimbabwe juga tergerus oleh tingginya angka inflasi dalam dua tahun terakhir. Gaji terendah di kantor pemerintah adalah Rp6,7 juta.
"ZIMTA akan terus berpartisipasi aktif ikut mencari cara memperbaiki layanan masyarakat, meningkatkan gaji dan bonus serta menyusun strategi untuk 2021," ujar ZIMTA, asosiasi yang telah diikuti 40.000 guru.
Baca Juga: BSU Guru Honorer Siap Cair Satu Tahap, Kemendikbud Beberkan Cara Verifikasi Diri Terdaftarnya
Saat ini, Zimbabwe menggunakan dolar AS lebih banyak daripada mata uang domestiknya untuk bertransaksi. Pasalnya, Zimbabwe masih mengalami krisis keuangan yang salah satunya disebabkan oleh kurangnya pasokan mata uang asing dan inflasi yang tinggi.***
