Macron dengan gigih membela hak untuk menerbitkan kartun yang dipandang menyinggung oleh beberapa orang, termasuk karikatur Nabi Muhammad.
Kartun Charlie Hebdo diperlihatkan oleh guru sejarah Prancis Samuel Paty kepada murid-muridnya di kelas tentang kebebasan berbicara, yang menyebabkan dia dipenggal di luar Paris pada 16 Oktober menyusul kampanye online oleh orang tua yang marah atas pilihan materi pelajarannya.
Sikap Macron membuat marah banyak Muslim, memicu protes di beberapa negara di mana potret presiden Prancis dibakar, dan kampanye untuk memboikot produk Prancis.
Arab Saudi juga telah mengkritik kartun tersebut, mengatakan pihaknya menolak setiap upaya untuk menghubungkan Islam dan terorisme, tetapi berhenti mengutuk kepemimpinan Presiden Prancis.*