Terpilih Jadi Presiden Amerika Serikat, Joe Biden Hilangkan Rasisme dan Antisemitisme Dipicu Trump

- 8 November 2020, 08:05 WIB
Joe Biden dan Kamala Harris menjadi pasangan Presiden dan Wakli Presiden Amerika Serikat kalahkan Donald Trump
Joe Biden dan Kamala Harris menjadi pasangan Presiden dan Wakli Presiden Amerika Serikat kalahkan Donald Trump /Semarangku/Twitter/ @joebiden
PR CIREBON - Semalam, Joe Biden bersama pasangannya Kamala Haris resmi terpilih sebagai presiden. Joe Biden berjanji akan hapus rasisme, kefanatikan dan antisemitisme yseperti yang dulu dikampanyekan.
 
Sejak dia memulai kampanye presiden 2020, mantan Wakil Presiden Joe Biden menjelaskan bahwa kekuatan pendorong dalam keputusannya untuk mencalonkan diri adalah keinginan untuk memadamkan api rasisme, kefanatikan dan antisemitisme yang telah dipicu oleh era Trump.
 
Biden memulai pertarungannya di Gedung Putih pada musim semi 2019 dengan pidato yang menjelaskan bahwa rapat umum sayap kanan di Charlottesville, Virginia, pada Agustus 2017, yang meyakinkannya untuk mencalonkan diri sebagai presiden dan melakukan pertempuran untuk jiwa.  bangsa ini.
 
 
Berbicara tentang Charlottesville, dalam pengumuman video kampanyenya, Biden berkata: 
 
"Kami melihat anggota Klan dan supremasi kulit putih serta neo-Nazi muncul di tempat terbuka, wajah gila mereka diterangi oleh obor, urat menonjol, dan taring rasisme meneriakkan empedu antisemit yang sama  terdengar di seluruh Eropa pada tahun 30-an”kata Biden, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Hareetz pada Minggu, 8 November 2020.
 
Reaksi Presiden Donald Trump terhadap kerusuhan tersebut, termasuk kematian seorang pengunjuk rasa muda dalam serangan yang menabrak mobil, mengejutkan dunia dan mengejutkan hati nurani bangsa ini, saat gambar-gambar yang jelas dari kekerasan Charlottesville diputar di layar.
 
 
Dalam video tersebut, dia menyerang Trump karena mengatakan ada "orang-orang yang sangat baik di kedua sisi" dari protes tersebut.  
 
"Presiden Amerika Serikat menetapkan kesetaraan moral antara mereka yang menyebarkan kebencian dan mereka yang berani menentangnya.Dan pada saat itu, saya tahu ancaman terhadap bangsa ini tidak seperti yang pernah saya lihat seumur hidup saya"kat Biden.
 
Karena sebagian besar saingan Demokratnya di pemilihan pendahuluan sangat fokus pada masalah kebijakan, Biden menjaga pertarungan moralitas di depan dan di tengah.
 
 
Mayoritas orang Amerika memberi tiket Biden-Harris, dengan lebih dari 74 juta suara (dan terus bertambah), rekor tertinggi dalam sejarah. 
 
Biden juga merupakan kandidat pertama yang mengalahkan presiden petahana sejak Bill Clinton menjatuhkan George Bush Sr pada tahun 1992. ***
 

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Haaretz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x