PR CIREBON - ISIS mengaku bertanggung jawab pada hari Selasa atas serangan di Wina yang menewaskan sedikitnya empat orang, tanpa memberikan bukti, dalam pernyataan dari Kantor Berita Amaq yang diposting di Telegram.
Pernyataan kelompok itu disertai dengan gambar seorang pria berjanggut, bernama "Abu Dagnah Al-Albany", yang mengatakan dia menyerang kerumunan orang di pusat kota Wina pada hari Senin dengan senjata dan senapan mesin, sebelum dia dibunuh oleh polisi Austria.
Pria bersenjata itu telah dibebaskan dari penjara kurang dari setahun yang lalu.
Baca Juga: Peringatan Kepala Daerah Maju Pilkada 2020, KPK: Jangan Pakai Bansos untuk Kepentingan Kampanye
Seorang pria dan wanita tua, seorang pejalan kaki muda dan seorang pelayan tewas , dan 22 orang termasuk seorang polisi terluka, kata Menteri Dalam Negeri Karl Nehammer pada konferensi pers. Walikota Wina mengatakan tiga orang masih dalam kondisi kritis.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Kanselir Sebastian Kurz mengatakan kepada orang Austria: "Ini bukanlah konflik antara Kristen dan Muslim atau antara Austria dan migran. Tidak, ini adalah pertarungan antara banyak orang yang percaya pada perdamaian dan sedikit yang menentangnya. Ini adalah pertarungan antara peradaban dan barbarisme. " dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari France24.
Serangan itu terjadi tak lama setelah serangan mematikan oleh penyerang Islamis tunggal di Nice dan Paris, di mana beberapa Muslim marah dengan publikasi karikatur satir Nabi Muhammad.
Baca Juga: Dua Tersangka Kasus Korupsi yang Lakukan Penyuapan pada Mantan Bupati Cirebon Diperiksa KPK
Di Paris, Presiden Prancis Emmanuel Macron pergi ke Kedutaan Besar Austria untuk menulis pesan belasungkawa dalam bahasa Jerman yang berbunyi: "Dalam suka dan duka, kita akan tetap bersatu."***