“Tapi terlepas dari agama yang dianut, orang yang marah lalu membunuh. Prancis dalam perjalanan sejarahnya telah membunuh jutaan orang. Banyak yang dibunuh adalah umat Muslim,” tutur Mahathir dalam menjelaskan sejarah kelam Prancis.
"Muslim memiliki hak untuk marah dan membunuh jutaan orang Prancis atas pembantaian yang dilakukan Prancis di masa lalu," ujar Mahathir.
Baca Juga: Bawaslu Bengkalis Riau Terima Laporan Dugaan Politik Uang dari Satu Paslon: Pembagian Pupuk
Mahathir Mohamad juga mengatakan 'Barat' tidak boleh memaksakan pandangan dan nilai-nilainya kepada orang lain.
“Melakukan itu berarti merampas kebebasan orang-orang ini,” tulisnya.
Malaysia adalah rumah bagi lebih dari 32 juta orang, 61 persen di antaranya beragama Islam dan mempraktikkan Islam.
Baca Juga: Demi Pertumbuhan Ekonomi, Wali Kota Cirebon Ajak Pelaku Usaha Jadi Agen Protokol Kesehatan
Komentar Mahathir Mohamad muncul setelah serangan ketiga yang terjadi di Prancis dalam dua bulan, yang menewaskan tiga orang di Basilika Notre Dame di Nice. Penyerang yang diduga memegang pisau berada dalam tahanan polisi.
Walikota Christian Estrosi menyebut penyerang sebagai 'teroris' yang berteriak 'Allahu akbar!' yang dalam Bahasa Arab memiliki arti 'Tuhan Maha Besar' berulang kali saat polisi menangkapnya.***