Amerika Serikat Tak Hiraukan Sanksi Tiongkok Atas Senjata Taiwan

- 29 Oktober 2020, 20:15 WIB
BENDERA Tiongkok dan bendera AS.*
BENDERA Tiongkok dan bendera AS.* /AP / Thomas Peter/

PR CIREBON - Seorang pejabat AS pada Rabu, 28 Oktober 2020 mengecilkan (mengesampingkan) ancaman Tiongkok untuk menghukum perusahaan Amerika Serikat karena menjual senjata ke Taiwan, mengatakan bahwa Beijing membahayakan stabilitas regional.

Tiongkok pada Senin mengatakan akan menjatuhkan sanksi pada Lockheed Martin dan divisi pertahanan Boeing yang merupakan bagian dari penjualan rudal baru ke Taiwan senilai hampir $2 miliar Dolar AS (sekitar Rp29,3 triliun).

"Ini bukan pertama kalinya Beijing mengancam akan memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS," kata René Clarke Cooper, pejabat tinggi Departemen Luar Negeri yang bertanggung jawab atas penjualan senjata, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.

Baca Juga: Milenial Dituding Tak Miliki Sumbangsih, Merdani Ali Sera: Tak Tepat, Mereka Justru Aset Negeri

"Ada ancaman dan ada provokasi tentang itu," katanya kepada wartawan ketika ditanya tentang sanksi Tiongkok.

Amerika Serikat berkewajiban berdasarkan hukum domestik untuk menyediakan senjata pertahanan diri ke Taiwan, sebuah negara demokrasi yang memerintah sendiri yang diklaim oleh Beijing.

Tiongkok dalam beberapa bulan terakhir telah memasuki zona pertahanan udara Taiwan dengan frekuensi yang terus meningkat, sementara film propaganda telah menampilkan serangan simulasi.

Baca Juga: Persaingan Pilpres 2024 Terendus, Survey Sebut Posisi Puan Maharani Dibawah Ganjar Pranowo

"Keamanan Taiwan adalah pusat stabilitas di kawasan Indo-Pasifik," kata Cooper, menambahkan bahwa Tiongkok telah lama memahami bahwa Amerika Serikat akan terus menjual senjata ke Taiwan.

"Provokasi yang datang dari Beijing atas perilaku penindasan, seperti yang bisa dinilai di situlah letak provokatornya, bukan dengan Taiwan yang mempertahankan pertahanannya sendiri," katanya.

"Jika ada, kami memastikan bahwa Taiwan tidak diganggu atau diatasi oleh Beijing,” sambungnya.

Baca Juga: Sindir Gibran dan Bobby Dalam Pilkada 2020, Megawati Pertanyakan Sumbangsih Kaum Milenial

Amerika Serikat hanya mengakui Beijing, yang menganggap Taiwan sebagai tempat para nasionalis Tiongkok yang kalah melarikan diri pada tahun 1949 sebagai wilayah yang menunggu penyatuan kembali.

Tetapi pemerintahan Presiden AS Donald Trump semakin vokal dalam mendukung Taiwan, termasuk melalui dua kunjungan pejabat senior baru-baru ini.

Joe Biden juga baru-baru ini berjanji dalam sebuah op-ed di World Journal, sebuah surat kabar yang ditujukan untuk orang Tiongkok-Amerika, untuk "memperdalam" hubungan dengan Taiwan.

Baca Juga: PT LIB Beri Sinyal Positif Kelanjutan Kompetisi Liga 1 dan 2, Direncanakan Dimulai Awal Tahun Depan

Biden menyebut Taiwan sebagai "demokrasi terkemuka, ekonomi utama, pembangkit tenaga teknologi", dan memuji keberhasilan luar biasa pulau itu dalam mencegah Covid-19.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x