Tetapi partai oposisi Front Aksi Islam Yordania meminta presiden Prancis untuk meminta maaf atas komentarnya dan mendesak warga kerajaan untuk memboikot barang-barang Prancis.
Boikot semacam itu sudah berlangsung di Kuwait dan Qatar.
Pemeriksaan Mental
Baca Juga: Mendag: Industri Halal Memiliki Peran Signifikan Atas Performa Positif Neraca Perdagangan Indonesia
Lusinan toko Kuwait memboikot produk Prancis, dengan gambar di media sosial menunjukkan para pekerja mengeluarkan keju olahan Kiri dan Babybel Prancis dari rak.
Di Doha, seorang koresponden AFP melihat para pekerja menanggalkan rak selai St. Dalfour buatan Prancis dan ragi Saf-Instant di cabang jaringan supermarket Al Meera pada hari Sabtu.
Al Meera bersaing dengan jaringan supermarket Prancis, Monoprix dan Carrefour untuk mendapatkan pangsa pasar di sektor grosir Qatar yang menguntungkan.
Baca Juga: Presiden Komite IOC Sebut Olimpiade Bukan ‘Pasar Demonstrasi’: Atlet Melambangkan Nilai Keunggulan
Al Meera dan operator grosir lainnya, Souq Al Baladi, merilis pernyataan Jumat malam yang mengatakan mereka akan menarik produk Prancis dari toko sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Mereka berhenti secara eksplisit menyebut Macron atau mengutip komentarnya, tetapi pernyataan Al Meera mengatakan pelanggan "komentar memandu tindakan kami".