Presiden Komite IOC Sebut Olimpiade Bukan ‘Pasar Demonstrasi’: Atlet Melambangkan Nilai Keunggulan

- 25 Oktober 2020, 10:58 WIB
Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari berbincang dengan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach saat audiensi di Markas IOC di Zurich, Swiss awal November 2019 lalu. Indonesia meminta asistensi dari IOC untuk pencalonan tuan rumah Olimpiade 2032: Presiden Komite IOC, Thomas Bach sebut Olimpiade bukan 'Pasar Demonstrasi' namun tentang olahraga dan atlet melambangkan nilai keunggulan.
Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari berbincang dengan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach saat audiensi di Markas IOC di Zurich, Swiss awal November 2019 lalu. Indonesia meminta asistensi dari IOC untuk pencalonan tuan rumah Olimpiade 2032: Presiden Komite IOC, Thomas Bach sebut Olimpiade bukan 'Pasar Demonstrasi' namun tentang olahraga dan atlet melambangkan nilai keunggulan. /Pikiran Rakyat/Wina Setyawatie

 

PR CIREBON - Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach mengatakan Olimpiade bukan tentang politik dan harus waspada agar tidak menjadi 'pasar demonstrasi'. 

Dengan latar belakang gerakan Black Lives Matter untuk memprotes ketidakadilan rasial, seruan telah meningkat tahun ini untuk perubahan Aturan 50 Piagam Olimpiade, yang melarang segala bentuk protes politik selama Olimpiade.

Kepala Atletik Dunia Sebastian Coe mengatakan awal bulan ini bahwa dia yakin para atlet harus memiliki hak untuk melakukan protes politik selama Olimpiade, bertentangan dengan kebijakan resmi IOC.

Baca Juga: Klasemen Liga Spanyol: Real Madrid Kembali Puncaki La Liga Usai Bantai Barcelona di El Clasico

"Olimpiade pertama-tama tentang olahraga. Para atlet melambangkan nilai-nilai keunggulan, solidaritas, dan perdamaian," kata Bach, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel New Asia.

"Mereka mengungkapkan inklusivitas dan saling menghormati ini juga dengan bersikap netral secara politik di lapangan permainan dan selama upacara. Kadang-kadang fokus pada olahraga perlu diselaraskan dengan kebebasan berbicara yang juga dinikmati semua atlet di Olimpiade,” tuturnya.

"Kekuatan pemersatu Olimpiade hanya dapat terungkap jika setiap orang menunjukkan rasa hormat dan solidaritas satu sama lain. Jika tidak, Olimpiade akan turun menjadi pasar demonstrasi dari segala jenis, memecah dan tidak menyatukan dunia,” tambahnya.

Baca Juga: Kabar Duka dari Brunei Darussalam, Pangeran Abdul Azim Meninggal di Usia yang Terbilang Masih Muda

Halaman:

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x