PR CIREBON - Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach mengatakan Olimpiade bukan tentang politik dan harus waspada agar tidak menjadi 'pasar demonstrasi'.
Dengan latar belakang gerakan Black Lives Matter untuk memprotes ketidakadilan rasial, seruan telah meningkat tahun ini untuk perubahan Aturan 50 Piagam Olimpiade, yang melarang segala bentuk protes politik selama Olimpiade.
Kepala Atletik Dunia Sebastian Coe mengatakan awal bulan ini bahwa dia yakin para atlet harus memiliki hak untuk melakukan protes politik selama Olimpiade, bertentangan dengan kebijakan resmi IOC.
Baca Juga: Klasemen Liga Spanyol: Real Madrid Kembali Puncaki La Liga Usai Bantai Barcelona di El Clasico
"Olimpiade pertama-tama tentang olahraga. Para atlet melambangkan nilai-nilai keunggulan, solidaritas, dan perdamaian," kata Bach, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel New Asia.
"Mereka mengungkapkan inklusivitas dan saling menghormati ini juga dengan bersikap netral secara politik di lapangan permainan dan selama upacara. Kadang-kadang fokus pada olahraga perlu diselaraskan dengan kebebasan berbicara yang juga dinikmati semua atlet di Olimpiade,” tuturnya.
"Kekuatan pemersatu Olimpiade hanya dapat terungkap jika setiap orang menunjukkan rasa hormat dan solidaritas satu sama lain. Jika tidak, Olimpiade akan turun menjadi pasar demonstrasi dari segala jenis, memecah dan tidak menyatukan dunia,” tambahnya.
Baca Juga: Kabar Duka dari Brunei Darussalam, Pangeran Abdul Azim Meninggal di Usia yang Terbilang Masih Muda