Robert O’Brien: ‘Sesuatu yang Dekat’ dengan Genosida di Xinjiang Tiongkok akan Terjadi

- 17 Oktober 2020, 17:18 WIB
Robert O'Brien (Tengah) sedang berbincang dengan Perdana Menteri Kerajaan Inggris (Kiri) di PBB.* /Twitter Robert O'Brien (@robertcobrien)/
Robert O'Brien (Tengah) sedang berbincang dengan Perdana Menteri Kerajaan Inggris (Kiri) di PBB.* /Twitter Robert O'Brien (@robertcobrien)/ /

PR CIREBON - Penasihat keamanan nasional AS mengatakan pada hari Jumat 16 Oktober 2020 bahwa Tiongkok sedang melakukan "sesuatu yang mendekati" genosida dengan perlakuannya terhadap Muslim di wilayah Xinjiang.

Amerika Serikat mengecam tindakan Tiongkok yang melakukan tindakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) kepada jutaan masyarakat Muslim Uighur yang dirasa telah melampaui batas dan tidak menghargai hak-hak hidup manusia.

Otoritas Tiongok telah memasukkan jutaan warga Xinjiang yang dikenal sebagai Muslim Uighur ke dalam lokasi layaknya consentration camp atau kamp konsentrasi yang dilakukan oleh Nazi terhadap Yahudi pada masa lalu.

Baca Juga: Update Kasus Covid-19 17 Oktober 2020, Kasus Positif Harian Tambah 4.301

"Jika bukan genosida, sesuatu yang mirip dengan itu sedang terjadi di Xinjiang," kata Robert O'Brien pada acara online yang diselenggarakan oleh Aspen Institute, sambil menyoroti tindakan keras Tiongkok lainnya termasuk salah satunya terhadap gerakan prodemokrasi Hong Kong, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel New Asia.

Amerika Serikat mengecam perlakuan Tiongkok terhadap Uighur dan Muslim minoritas lainnya di Xinjiang dan menjatuhkan sanksi kepada pejabat yang disalahkannya atas pelanggaran tersebut. Namun, sejauh ini belum disebut tindakan genosida Beijing, sebutan yang akan memiliki implikasi hukum yang signifikan dan memerlukan tindakan yang lebih kuat terhadap Tiongkok.

Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa lebih dari satu juta Muslim telah ditahan di Xinjiang dan para aktivis mengatakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida sedang terjadi di sana. Tiongkok berkali-kali membantah adanya pelanggaran dan mengatakan kamp-kampnya di wilayah tersebut memberikan pelatihan kejuruan dan membantu memerangi ekstremisme.

Baca Juga: Propam Periksa Dua Oknum Polisi Diduga Kawal Jogging Cucu Konglomerat, Polda Bali: Tak Sesuai Syarat

O'Brien merujuk pada penyitaan oleh bea cukai AS atas "sejumlah besar" produk rambut yang dibuat dengan rambut manusia dari Xinjiang.

"Orang Tiongkok benar-benar mencukur kepala wanita Uighur dan membuat produk rambut dan mengirimnya ke Amerika Serikat," katanya.

Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS mengatakan pada bulan Juni pihaknya telah menahan pengiriman yang berasal dari Xinjiang produk rambut dan aksesori yang dicurigai sebagai produk kerja paksa yang dibuat dengan rambut manusia.

Baca Juga: Garut Tolak Anarkisme, Kapolres Ajak Ormas dan Mahasiswa Gelar Deklarasi Damai

Pada bulan Juni, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mencap sebagai laporan yang "mengejutkan" dan "mengganggu" bahwa Tiongkok menggunakan sterilisasi paksa, aborsi paksa, dan keluarga berencana yang memaksa terhadap Muslim di wilayah Xinjiang.

Dia mengatakan bulan lalu Washington sedang mempertimbangkan bahasa yang akan digunakan untuk menggambarkan apa yang terjadi di kawasan itu, tetapi menambahkan: "Ketika Amerika Serikat berbicara tentang kejahatan terhadap kemanusiaan atau genosida, kita harus sangat berhati-hati dan sangat tepat karena itu membawa beban yang sangat berat,” tambahnya.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x