Pentagon Bersiap Sambut Menhan Prabowo, Amnesty International: Menlu AS Abaikan Keadilan HAM

- 15 Oktober 2020, 21:09 WIB
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto.
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto. /ANTARA/

PR CIREBON – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menyambut Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto ke Pentagon pada hari Jumat, 16 Oktober 2020 setelah mencabut larangan de facto untuk masuk ke negara yang diberlakukan atas tuduhan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

Prabowo, mantan komandan pasukan khusus berusia 68 tahun, telah lama menjadi tokoh kontroversial di Indonesia, dituduh terlibat dalam kejahatan militer di tempat-tempat seperti Timor Timur yang membuatnya dicemooh di kalangan pendukung hak asasi manusia.

Namun sejak diangkat menjadi menteri pertahanan tahun lalu, Prabowo, yang menyangkal melakukan kesalahan, juga menjadi tokoh kunci ketika pemerintahan Trump berupaya memperdalam hubungan pertahanan dengan Indonesia, negara mayoritas Muslim terbesar di dunia.

Yang menjadi perhatian khusus Washington, militer Indonesia juga sedang dirayu oleh Rusia dan Tiongkok.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Cirebon Tunjukkan Kemajuan, 42 Orang Dinyatakan Sembuh

Seorang pejabat senior pertahanan AS sangat membela keputusan untuk menyambut Prabowo ke Pentagon, di mana dia akan bertemu dengan Menteri Pertahanan Mark Esper.

"Menteri Prabowo adalah menteri pertahanan yang ditunjuk oleh presiden Indonesia yang sekarang dua kali terpilih, yang merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia," kata pejabat itu, yang berbicara tanpa menyebut nama, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.

"Dia adalah rekan kami, dari kemitraan yang sangat penting, dan penting bagi kami untuk terlibat dengannya dan memperlakukannya sebagai mitra,” ujarnya.

Prabowo akan menerima pengarahan resmi di tempat lain di wilayah Washington DC pada hari Kamis karena Jakarta mempertimbangkan pembelian jet tempur yang juga menarik minat dari Moskow.

Baca Juga: Kemenkes Teken Kerjasama 100 Juta Dosis Vaksin Covid-19, AstraZeneca Jadi Pilihan Indonesia

Amnesti International dan pendukung hak asasi lainnya mengutuk keputusan Departemen Luar Negeri AS untuk memberinya visa, sesuatu yang telah dibantah di tahun-tahun sebelumnya, termasuk ketika putra Prabowo lulus dari Universitas Boston.

Prabowo mengatakan kepada Reuters pada tahun 2012 bahwa dia ditolak visa AS karena tuduhan bahwa dia telah memicu kerusuhan yang menewaskan ratusan orang setelah penggulingan presiden Indonesia saat itu Suharto pada tahun 1998.

"Keputusan Departemen Luar Negeri baru-baru ini untuk mencabut larangan Prabowo Subianto adalah pembalikan yang tiba-tiba dan total dari kebijakan luar negeri AS yang telah lama ada," kata Direktur Nasional Advokasi dan Hubungan Pemerintah Amnesty International USA, Joanne Lin, menyebut kunjungannya "bencana bagi hak asasi manusia di Indonesia".

Baca Juga: Parkir Sembarang Tempat saat Demo Omnibus Law, 69 Motor Diamankan dan Pemiliknya Didenda

Senator Patrick Leahy, penulis undang-undang yang melarang bantuan militer AS kepada unit militer asing yang melanggar hak asasi manusia dengan impunitas, mengutuk keputusan pemerintahan Trump dan mengatakan Prabowo "tidak memenuhi syarat untuk memasuki negara ini".

“Dengan memberikan visa kepada Menteri Pertahanan Prabowo, Presiden dan Menlu telah menunjukkan sekali lagi bahwa bagi mereka 'hukum dan ketertiban' adalah slogan kosong yang mengabaikan pentingnya keadilan,” tutur Leahy.

Prabowo mendaftar di militer pada usia 19 dan enam tahun kemudian bergabung dengan Kopassus, pasukan khusus Angkatan Darat. Ia memimpin Tim Mawar, atau "Tim Mawar", yang dituduh menculik aktivis mahasiswa yang terlibat dalam gerakan menggulingkan Soeharto. Tiga belas aktivis sejak saat itu masih hilang.

Baca Juga: Waktunya Cek Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini, Sebagai Referensi Makanan Hingga Kecantikan

Prabowo secara konsisten membantah keterlibatannya dalam setiap dugaan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk di Jakarta, Timor Timur, dan juga Papua Barat.

Tetap saja, dia telah menjadi aktor politik yang berpengaruh, yang telah berulang kali mencalonkan diri sebagai presiden dan bisa berdiri lagi di tahun-tahun mendatang.

Amerika Serikat diperkirakan akan memperbarui peringatan ke Jakarta terhadap pembelian senjata besar-besaran dari Moskow, penolakan yang sering muncul dengan mitra di seluruh dunia. Membeli jet tempur Rusia dapat memicu sanksi AS di bawah Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi AS (CAATSA), kata para ahli.

"Kami meningkatkan risiko CAATSA dalam semua percakapan kami dengan Kementerian Pertahanan," kata pejabat AS itu.

Baca Juga: Pembalap Rossi Akui Sirkuit Aragon merupakan Trek yang Sulit untuk Ditaklukkan

Kementerian Pertahanan Indonesia menolak mengomentari perjalanan Prabowo.

Di daftar keinginan Jakarta adalah "peta jalan" untuk mendapatkan jet tempur F-35, seorang pejabat pemerintah Indonesia mengatakan kepada Reuters, yang berbicara tanpa menyebut nama, menambahkan para pejabat tidak optimis.

"Jujur saja, kami tidak berharap banyak," kata pejabat Indonesia itu.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x