Studi Terbaru Covid-19 Ungkap Wanita Lebih Kuat Hadapi Virus Corona, Simak Penjelasannya

- 1 September 2020, 17:30 WIB
ilustrasi wanita.*
ilustrasi wanita.* /pexels/Andrea Piacquadio

PR CIREBON - Wanita dinilai lebih kuat atau kebal dalam menghadapi infeksi virus corona jenis baru yang menyebabkan Covid-19.

Klaim tersebut dibuktikan dengan sebuah penelitian dari jurnal Nature, menyebut bahwa lelaki sebanyak 60 persen lebih rentan dalam terinfeksi virus corona.

Penelitian tersebut dilakukan dengan mengambil sampel darah dan air liur dari 98 subyek dan pasien Covid-19 yang saat ini sedang menjalani perawatan di Yale New Haven Hospital, Amerika Serikat.

Baca Juga: Kasus Dugaan Suap Jaksa Pinangki Masuki Babak Baru, Mobil Mewah PSM kini Terparkir di Kejagung

Hasil penelitian menunjukkan, pria dan wanita memberikan respons yang berbeda ketika virus Corona tersebut masuk ke dalam tubuh.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera, wanita memberi respons imun kuat dengan limposit T, sel darah putih yang dapat mendeteksi virus dan menghilangkannya.

Sementara pria, justru kesulitan menerima sel T. Sehingga semakin mereka tua, maka mereka menjadi semakin lemah saat merespons virus. 

Baca Juga: Mengerikan Tapi Unik, Seorang Pria Nekat Potong Kuping hingga Pasang Chip di Tangan Demi Tampil Beda

Pria juga memproduksi sitokin yang merupakan protein inflamasi yang membentuk pertahanan imun dalam tubuh secara natural.

Namun, memiliki sitokin secara berlebihan justru dapat membentuk kasus baru.

Dijelaskan dalam jurnal tersebut jika pria yang memiliki konsentrasi tinggi cenderung berpotensi mengalami penyakit yang parah tetapi wanita yang memiliki sitokin tinggi dapat meningkatkan dampak yang lebih buruk.

Baca Juga: Beranggotakan Ustadz hingga Pendeta, Pasangan Cawalkot PKS dan PDIP Bentuk Satgas Pemburu Hantu

Maka dari itu, penanganan berbeda perlu dilakukan untuk pria dan wanita yang terpapar Covid-19.

Jika pria berfokus dengan penanganan sel T, maka wanita harus menjalani perawatan sitokin agar dapat dikontrol dengan baik sehingga meminimalisir risiko kematian akibat Covid-19.

Namun, mereka menganggap penelitian ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut lagi, karena sampel hanya dilakukan pada 98 pasien saja, mereka mengharapkan dapat melakukan penelitian lebih dalam lagi.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x