Sumbangkan Rambut untuk Serap Ribuan Ton Minyak, Cara Unik Mauritius Selamatkan Laut dari Pencemaran

- 11 Agustus 2020, 06:38 WIB
Sebuah kapal pengangkut minyak, MV Wakashio, yang baru-baru ini kandas di lepas pantai tenggara Mauritius telah menumpahkan minyak ke laut, seperti yang terlihat dalam gambar satelit yang diambil oleh Maxar Technologies pada Senin, 7 Agustus 2020.
Sebuah kapal pengangkut minyak, MV Wakashio, yang baru-baru ini kandas di lepas pantai tenggara Mauritius telah menumpahkan minyak ke laut, seperti yang terlihat dalam gambar satelit yang diambil oleh Maxar Technologies pada Senin, 7 Agustus 2020. /Maxar Technologies/Satellite Image

PR CIREBON - Salah satu negera di Afrika Timur yang menghadap langsung ke Samudra Hindia, Mauritius baru saja mendapat musibah dengan adanya kapal berbendera Jepang, MV Wakashio yang menabrak karang hingga muatan minyak bocor ke perairan mereka. Seketika, membuat perairan jernih menjadi tercemar dengan genangan minyak.

Sebagai informasi, Kapal MV Wakashio dimiliki oleh perusahaan Jepang Nagashiki Shipping Company dan dioperasikan oleh Mitsui OSK Line.

Adapun minyak yang bocor dari kapal MV Wakashio itu ternyata mencemari Blue Bay Marine Park, taman laut yang terkenal dengan aneka koralnya dan ragam jenis ikan.

Padahal, selama ini sumber pendapatan utama Mauritius adalah sektor pariwisata dengan mencapai 63 miliar rupee (sekitar Rp23,42 triliun).

Baca Juga: Rindu Berinteraksi dengan Kekasih Namun Terhalang Pandemi? Kencan Virtual Bisa Menjadi Solusi

Atas sebab itu, Pemerintah Mauritius memberlakukan status darurat saat insiden itu berlangsung. Bahkan, bantuan datang juga dari Prancis, negara yang dulunya menjajah Mauritius, khusus untuk membersihkan minyak di perairan negara itu.

Beragam tanggapan datang untuk menilai peristiwa merusak lingkungan itu, termasuk Greenpeace sebagai pegiat lingkungan dunia menilai insiden itu dapat memicu krisis lingkungan yang cukup parah di Mauritius.

Sedangkan, seorang pemilik agen wisata ramah lingkungan Mauritius Conscious, Romina Tello (30) menghabiskan waktu sepanjang akhir pekan untuk membersihkan cairan hitam minyak di areal rawa-rawa yang ditumbuhi tanaman bakau di pantai.

Baca Juga: 5 Rumor Kencan Konyol yang Libatkan BTS, Jungkook dan Sana TWICE hingga Jin dan Komedian Lee Guk Joo

Bahkan, ia mengatakan warga setempat membuat balok-balok apung demi menyerap minyak di laut dan menghalangi cairan itu memasuki perairan dekat dermaga dan sungai.

Lebih lanjut, Tello mengungkapkan balok-balok apung itu dibuat dari daun tebu, botol plastik, dan rambut yang secara sukarela diberikan oleh masyarakat setempat.

"Rambut dapat menyerap minyak, sementara air tidak dapat berbuat demikian," kata Tello, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.

"Banyak pihak mengajak masyarakat setempat untuk menyumbangkan rambut mereka," jelas Tello.

Baca Juga: Buah-buahan Jadi Faktor Bantu Pertumbuhan Ekonomi, Nanas dan Manggis Punya Nilai Ekspor 2,5 T

Aksi unik warga menyumbangkan rambut ini, rupanya menjadi viral dengan adanya beberapa video yang beredar dalam media sosial, menunjukkan warga setempat bergotong royong menganyam daun dan rambut menjadi jaring-jaring.

Hingga akhirnya, jaring-jaring unik itu dilarung ke permukaan laut dengan maksud dapat menjaga aliran minyak sehingga dapat dihisap dengan selang.

Intinya, masyarakat negara itu saling bantu untuk menyingkirkan genangan minyak dari perairan mereka.

Baca Juga: Awan Arcus Bak Gulungan Tsunami Nampak di Meulaboh, Warga Diimbau untuk Tidak Panik dan Berlebihana

"Pusat-pusat penyelaman, nelayan, dan warga lainnya turun ke pantai untuk menyelamatkan laut dari pencemaran minyak. Beberapa dari mereka mengirim makanan seperti roti lapis, menyediakan penginapan untuk para relawan, dan potongan harga bagi mereka yang bersedia menyumbangkan rambutnya," terang Tello.

Selain itu, Tello menyatakan bahwa peristiwa pencemaran perairan ini menjadi pukulan telak untuk kehidupan negara yang memasok kebutuhan hidup dari sektor laut.

"(Aksi masyarakat, red) itu sungguh menyentuh, tiap orang melakukan apapun yang mereka bisa. Kami sungguh terpukul melihat pencemaran ini," kata Tello.

Baca Juga: Pertanyakan Kedatangan TKA Tiongkok saat Pandemi, Fadli Zon: Masihkah Rakyat Jadi Tuan di Tanah Air

Sementara itu, Wakil Presiden Mitsui OSK Line, Akihiko Ono berupaya memohon maaf atas kesalahan besar yang terjadi itu.

"Kami meminta maaf sebesar-besarnya karena masalah yang kami buat," ungkap Akihiko Ono, di hadapan para awak media di Tokyo pada Minggu, 09 Agustus 2020.

Tak lupa, pihaknya berjanji akan menempuh segala cara untuk membersihkan sekitar 1.000 ton minyak yang diperkirakan bocor dari kapal MV Wakashio di perairan Mauritius.

Meskipun sampai saat ini, baru sekitar 500 ton minyak berhasil diserap kembali dari air, sehingga masih ada kurang lebih 2.500 ton minyak yang mencemari perairan Mauritius.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x