Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab pun menemui beberapa menterinya usai pengumuman undur diri Abdel Samad untuk mencegah para pejabat lain mundur.
Diab juga merencanakan pertemuan pada hari ini, Senin, 10 Agustus 2020, karena, mundurnya 7 atau lebih dari 20 menteri bisa memaksa kabinet pemerintahan itu untuk turun dan menjadi pemerintah sementara.
Rakyat Lebanon gaungkan 'jatuhkan rezim' seperti Arab Spring 2011 Pada Minggu kemarin, 9 Agustus 2020, saat pengunjuk rasa turun ke area parlemen dan bentrok dengan pasukan keamanan yang menembakkan gas air mata serta mengejar para demonstran.
Baca Juga: Peneliti Sebut Gangguan Jiwa PTSD Lebih Banyak Bayangi Ratusan Penyintas Covid-19 di Italia
Pengunjuk rasa dengan brutalnya turun ke jalan setelah ledakan dahsyat di Lebanon.
Mereka yang marah, menyalahkan tindakan korupsi dan elit penguasa Lebanon yang tidak mengurus negara dengan baik.
Demonstran bahkan mendirikan tiang gantungan kayu sebagai simbol dan memegang setidaknya satu spanduk bertuliskan "mundur atau gantung".
Baca Juga: Prabowo Subianto Kecewakan Rakyat hingga Pengamat Sebut Dia Sulit Dipilih Jadi Presiden 2024
Beberapa puluh orang dari mereka masuk ke kementerian luar negeri Lebanon dan membakar potret Presiden Michael Aoun.
Di dalam demonstrasi tersebut seorang pengunjuk rasa mengatakan melalui alat pengeras suara, "Kita tinggal di sini. Kami menyerukan rakyat Lebanon untuk menduduki semua kementerian."