Kemudian berikutnya, saat Turki berada di bawah kepemimpinan mendiang Presiden Mustafa Kemal yang beraliran nasionalis-sekuler, bangunan tersebut kembali berubah status menjadi museum, sekaligus menjadi daya tarik bagi banyak wisatawan di seluruh dunia.
Sontak saja, saat sekarang Erdogan memutuskan menjadikan Hagia Sophia sebagai masji lagi segera mendapat kecaman dari berbagai pihak di seluruh dunia.
Mulai dari Amerika Serikat dan Rusia yang diketahui menjalin hubungan dekat dengan Turki dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Dana Kartu Prakerja Diambil dari Dana Penanganan Covid-19 ?
Tepatnya, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Alexander Grushko menyesali keputusan tersebut melalui sebuah pernyataan di Moskow pada Sabtu, 11 Juli 2020.
"Katedral itu berada di wilayah Turki. Tapi, tanpa pertanyaan lagi, itu [Hagia Sophia] adalah warisan semua orang," ujarnya.
Senada AS dan Rusia, Yunani juga dengan cepat mengutuk keputusan tersebut sebagai tindakan provokasi, lalu diikuti dengan kekecewaan yang diungkapkan juga oleh Prancis.
Baca Juga: Ketahuan Berbuat Mesum di Pura Beji, Pasangan Gay Ini Bakal Kena Sanksi Adat untuk Usir Sial
Sementara itu, Dewan Gereja Dunia yang mewakili 350 gereja di dunia, juga telah menuliskan pernyataan kekecewaan terhadap Erdogan atas keputusannya menjadikan Hagia Sophia sebagai masjid.***