Gelar Sidang Alih Fungsi Hagia Sophia Jadi Masjid, Petinggi Kristen Ortodoks: Umat Kami Kecewa

- 3 Juli 2020, 08:31 WIB
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. /Anadolu Agency
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. /Anadolu Agency /

PR CIREBON - Turki tetap mengadakan sidang pengadilan pengembalian fungsi Hagia Sophia sebagai masjid pada Kamis, 03 Juni 2020. Bahkan, keputusan majelis hakim akan dibacakan pada 15 hari ke depan.

Meskipun, terselenggaranya sidang itu telah menuai kritik dari komunitas internasional karena Hagia Sophia termasuk bangunan abad ke-6 yang ditetapkan sebagai warisan kebudayaan dunia oleh Organisasi Pendidikan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO)

Apalagi merunut sejarahnya, Hagia Sophia di Kota Istanbul merupakan bangunan utama pada masa Kekaisaran Bizantium Kristiani dan Kesultanan Ottoman Muslim.

Baca Juga: Drakor 'It's Okay To Not Be Okay' Dituding Menjiplak Kutipan Surat Mendiang Jonghyun SHINee

Lebih tepatnya, Hagia Sophia merupakan gereja utama Kekaisaran Bizantium selama 900 tahun dan salah satu masjid terbesar umat Islam selama 500 tahun setelah Kesultanan Ottoman menaklukkan Istanbul.

Adapun perubahan fungsi itu diusulkan oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Hagia Sophia saat ini merupakan salah satu monumen yang paling banyak dikunjungi di Turki.

Padahal pada 1934 silam, pemerintah setempat sudah memutuskan mengalihkan penggunaan Hagia Sophia dari masjid ke museum saat tahun-tahun pertama kepemimpinan Mustafa Kemal Ataturk yang sekuler. Namun, alih fungsi itu sempat digugat di pengadilan.

Baca Juga: Habis Pamer Logo Baru, Pabrik Unilever Cikarang Tutup Sementara Usai Temukan Karyawan Positif Corona

Menanggapi pengembalian fungsi Hagia Sophia, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo ikut berpendapat pada Rabu, 01 Juli 2020. Saat itu, meminta Turki agar membiarkan Hagia Sophia tetap jadi museum.

Senada dengan Pompeo, penolakan serupa ikut disuarakan seorang petinggi Kristen Ortodoks untuk 300 juta warga di seluruh dunia dan berkedudukan di Istanbul, Patriarkh Ekumenikal Bartholomew.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: REUTERS Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x