Bolton menolak memberikan kesaksian dalam penyelidikan pemakzulan DPR tahun lalu dan mengancam akan menuntut jika dipanggil. Dia menawarkan untuk bersaksi dalam persidangan berikutnya di Senat. Akan tetapi, institusi yang dikontrol Partai Republik tidak menerima tawaran itu.
Senator Republik pada hari Kamis menolak kritik bahwa mereka seharusnya memanggil Bolton untuk bersaksi, dan menolak untuk berbicara tentang tuduhan Bolton.
Baca Juga: Bantaran Sungai Cimanuk Garut Bakal Disulap Jadi Ruang Terbuka Hijau
Juru Bicara DPR dari Republik Kevin McCarthy, mengatakan Bolton membuat klaim 'sensasional' untuk menjual buku.
"Uang mendorong banyak orang untuk mengatakan banyak hal," katanya.
Trump sendiri telah membantah memoar itu sebagai 'kompilasi kebohongan' dan menyebut Bolton, yang meninggalkan Gedung Putih pada September sebagai 'anak anjing yang sakit' yang berusaha membalaskan dendamnya.
Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Calon Jemaah Haji dari Aceh Tetap Bisa Berangkat Ibadah Haji 2020?
Buku itu juga mengungkap pandangan miring para penasihat Trump tentang dirinya. Selama pertemuan 2018 dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Bolton mengatakan ia mendapat catatan dari Menteri Luar Negeri Mike Pompeo yang mengejek Trump, mengatakan Trump 'banyak omong kosong'.
Sementara itu, Pompeo mengeluarkan pernyataan pada Kamis malam yang menyebut Bolton pengkhianat dan menuduhnya menyebarkan kebohongan dan kepalsuan.
"Sangat menyedihkan dan berbahaya bahwa peran publik terakhir John Bolton adalah pengkhianat yang merusak Amerika dengan melanggar kepercayaan sakralnya dengan rakyat," tambahnya.