AS Akui Perkembangan Ekonomi China Hampir Saingi Amerika.

- 14 Oktober 2022, 07:42 WIB
Ilustrasi bendera Amerika Serikat. /Pixabay/DWilliam
Ilustrasi bendera Amerika Serikat. /Pixabay/DWilliam /

SABACIREBON – Persaingan negara-negara besar untuk mempertahankan pengaruhnya terhadap  negara lain terus diperlihatkan di berbagai forum dunia.

Bahkan munculnya Tiongkok atau China sebagai sebuah kekuatan ekonomi dunia langsung mendapat tanggapan dari sejumlah negara kuat lainnya, termasuk adikuasa Amerika serikat.

Dikenal sebagai negara adidaya, Amerika Serikat tampaknya mulai merasa tersaingi dengan perkembangan China.

Baru-baru ini Presiden AS, Joe Biden buka suara mengomentari perkembangan ekonomi  China yang hampir menyaingi Amerika Serikat.

Baca Juga: Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba: Afrika Tuduh Moskow Picu Krisis Globa

Tak hanya menyoroti kondisi China, AS juga melirik konflik yang sedang  terjadi antara Ukraina dan Rusia.

AS menilai Rusia sebagai negara berbahaya, invasi yang terjadi mengancam perekonomian yang berujung inflasi.

Penasihat Keamanan Nasional, Jake Sullivan, Rabu, 12 Oktober 2022,  menyinggung soal persaingan yang terjadi antara AS dengan China.

Baca Juga: Kompetisi Berhenti, Para Pemain PERSIB Ternyata Disuruh Ini

“Ketegasan RRC di dalam dan luar negeri memajukan visi yang tidak liberal di seluruh bidang ekonomi, politik, keamanan, dan teknologi dalam persaingan dengan Barat,” katanya di acara Universitas Georgetown setelah dirilisnya Strategi Keamanan Nasional pemerintah yang telah lama tertunda. 

Dalam kesempatan yang sama, ia juga menyinggung invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina, yang mendorong penulisan ulang besar-besaran dokumen yang diamanatkan kongres.

"Perang ini telah tampak besar dalam perumusan strategi, sebagaimana mestinya, tetapi kami tidak percaya itu telah menghapus matahari," kata Sullivan.

Baca Juga: Kasus KDRT Rizky Billar Resmi Ditahan Polisi, Ini Lama Penahanan Awal dan Bisa Diperpanjang

Dokumen publik yang memiliki tebal 48 halaman menggambarkan bahwa Negara China dan Rusia semakin selaras dalam menimbulkan tantangan yang berbeda.

Ia menyebut China satu-satunya pesaing AS dengan maksud untuk membentuk kembali tatanan internasional dalam kekuatan ekonomi, diplomatik, militer, dan teknologi.

Tantangan lain Amerika ialah menangani Rusia yang mana digambarkan sebagai salah satu dari "membatasi kekuatan yang masih sangat berbahaya".

Baca Juga: Dua Korban Tragedi Kanjuruhan akan Diautopsi Pekan Depan

Pejabat Biden merilis strategi mereka lebih dari 600 hari ke pemerintahannya, dibandingkan dengan lebih dari 300 hari yang dibutuhkan tim mantan Presiden Donald Trump.

Dokumen Trump menggambarkan China dan Rusia sebagai ancaman yang setara.

Rencananya pada 2030-an, AS untuk pertama kalinya perlu menghalangi dua kekuatan nuklir utama, akan menurut strategi, mengacu pada negara-negara tersebut.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tinjau Proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung

"Untuk memastikan penangkal nuklir kami tetap responsif terhadap ancaman yang kami hadapi, kami memodernisasi kekuatan nuklir AS serta memperkuat komitmen pencegahan kami yang diperluas kepada sekutu kami," katanya.***

 

Editor: Otang Fharyana

Sumber: pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x