"Saya kesulitan untuk mengidentifikasi setiap keputusan Trump yang signifikan selama masa jabatan saya yang tidak didorong oleh perhitungan pemilihan ulang," demikian bunyi narasi Bolton dalam buku itu, berdasarkan sebuah keterangan.
Baca Juga: Sambut New Normal, 420 Sarana Ibadah di Cirebon Akan Disemprot Disinfektan dan Terima Masker Gratis
Diketahui, isi buku itu juga mengikutsertakan jejak pribadinya dalam peristiwa-peristiwa penting, sekaligus penuh dengan perspektif dan humor.
Selain itu, Bolton membahas beragam topik, meliputi kekacauan di Gedung Putih, keputusan Presiden Scattershot yang tidak konsisten serta hubungannya dengan Tiongkok, Rusia, Ukraina, Korea Utara, Iran, Inggris, Prancis, dan Jerman.
Terlebih, seorang pengacara keamanan nasional, Mark Zaid mengklaim Bolton akan menghadapi pintu penjara dan kehilangan pendapatan buku, bila serius merilis buku tersebut.
Baca Juga: Jalani Isolasi Covid-19 Selama 5 Hari, Pasien asal Bengkulu Kaget Ditagih Biaya 6,7 Juta
“Jika (pemerintah) bahkan menganggap satu kata diklasifikasikan, Bolton dapat dituntut,“ jelas Mark Zaid, seorang pengacara keamanan nasional terkemuka dan kritikus Trump.
Sedangkan, Pengacara Bolton Charles Cooper juga mengatakan bahwa ia sudah menerima surat dari pengacara Gedung Putih John Eisenberg untuk Bolton melakukan revisi lebih lanjut terkait isi bukunya.
Sementara itu, Gedung Putih berusaha menyampaikan klarifikasi bahwa buku itu tetap diperbolehkan terbit, tanpa pembenaran.
Baca Juga: Periksa Fakta: Beredar 6 Klaim Tak Berdasar Tentang Kematian George Floyd, Begini Penjelasannya