"Dulu, ini dipakai untuk mencegah pejabat publik berbisik. Jadi semenjak dulu sudah ada gagasan tentang jarak sosial," tuturnya.
Baca Juga: Kapal Tiongkok Tetap Gelar Kerja Paksa, DFW Laporkan Dua ABK Indonesia Kembali Lompat ke Laut
Bahkan, Pouzol juga membuat topi tersebut dengan berbagai macam warna, sehingga menciptakan filosofi bahwa masyarakat yang ada di dunia ini memiliki berbagai macam jenis perbedaan tanpa harus saling menjatuhkan.
"Topi itu untuk melindungi kita dari pandemi Covid-19. Tapi aku berkata pada diriku sendiri mungkin itu (topi) juga bisa melindungi kita dari, kejahatan manusia, dan orang-orang yang berpemikiran sempit," jelas Pouzol mengakhiri.***