Terlibat Drama Kerajaan Arab, Eropa Tuntut Arab Saudi Bebaskan Pangeran yang Dipenjara Tanpa Alasan

- 2 Juni 2020, 18:59 WIB
Pangeran Saudi Salman bin Abdulaziz yang dipenjara tampaknya tidak memiliki ambisi politik.*
Pangeran Saudi Salman bin Abdulaziz yang dipenjara tampaknya tidak memiliki ambisi politik.* /AFP/

PR CIREBON - Amerika Serikat dan parlemen Eropa tengah berupa menekan Arab Saudi untuk membebaskan seorang Pangeran kerajaan yang dipenjara tanpa alasan.

Diketahui, Pangeran sudah menjalani hukuman penjara selama dua tahun tanpa tuduhan yang dilayangkan pada dirinya.

Lebih detailnya, Pangeran yang ditahan tanpa alasan adalah Salman bin Abdulaziz. Ia harus menjalani hukuman dengan ayahnya sejak Januari 2018 dan kuat dugaan adalah bagian dari tindakan keras di bawah penguasa de facto Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman.

Baca Juga: Kecewa akibat Miliki Ganja 16 Gram, Widi Mulia Tak Kunjungi Dwi Sasono sejak Hari Penangkapan

Salman bin Abdulaziz dinilai sebagai saingan potensial Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman, sehingga ia dan juga tokoh-tokoh lain yang mengancam
ikut mendapat penahanan tanpa alasan.

Melansir dari AFP, Dikisahkan Pangeran Salman (37) yang saat itu tengah menempuh berpendidikan di Universitas Sorbonne Paris, menampakkan diri sebagai orang yang tidak berambisi di dunia politik. Bahkan, ia dijuluki sebagai "cek kosong berjalan" untuk mendanai proyek-proyek pembangunan di negara-negara miskin.

"Ini bukan hanya penangkapan yang melanggar hukum. Ini penculikan siang hari. Ini adalah penghilangan paksa," kata seorang rekan pa dari AFP.

Baca Juga: Kurangnya Jarak Sosial, Demo anti-Rasisme di Amsterdam Tuai Kritikan

Pada akhirnya ia ditangkap di suatu siang dan harus menjalani masa tahanan selama satu tahun di penjara Al-Ha'ir dekat Riyadh dengan keamanan tinggi.

Tak berhenti di situ, sang Pangeran dipindahkan lagi ke sebuah situs penahanan rahasia pada bulan Maret.

Hingga secara misterius, dia kembali ke vila minggu lalu untuk dipersatukan kembali dengan ayahnya. Meskipun, masih belum diketahui alasan dia sempat dipindahkan ke situs rahasia. Terlebih, panggilan telepon antara dia dan keluarganya terus dipantau intelijen Arab Saudi.

Baca Juga: Febri Hariyadi Beri Klarifikasi Terkait Rumor Dirinya Diminati Klub Asal Thailand

Namun kepulangannya ke vila seolah menandakan keamanan sementara telah berhasil dilakukan, berkat tekanan internasional yang ingin dia dibebaskan. Hanya saja, Otoritas Arab Saudi tidak menanggapi permintaan komentar atas kasus tersebut.

Adapun tuntutan Eropa bermula saat sebuah delegasi dari Parlemen Eropa berkunjung ke Riyadh pada Februari lalu. Lebih detail, kunjungan itu juga sebagai ajang pengajuan permohonan pada otoritas Arab Saudi untuk membebaskan bangsawan yang ditahan, termasuk Pangeran Salman.

"Parlemen Eropa telah meminta informasi tentang kasus ini dalam sebuah surat yang ditujukan ... kepada Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, yang (masih) belum terjawab,

Baca Juga: Menjadi Invasi Belalang Terburuk dalam 30 Tahun, India Gunakan Drone untuk Semprotkan Pestisida

"Saya ingin meminta Anda untuk mengangkat masalah ini ... dengan otoritas tertinggi yang relevan di Arab Saudi memohon pembebasan Pangeran Salman. Saya tetap yakin bahwa pembebasan itu akan berdampak positif pada hubungan Parlemen Eropa dengan Arab Saudi," tulis Marc Tarabella, wakil ketua delegasi parlemen untuk hubungan dengan semenanjung Arab.***

 

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: AFP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x