Gelombang Panas Terjang India, Suhu Tembus 50 Derajat Celcius, Rekor Tertinggi di Dunia

- 28 Mei 2020, 11:04 WIB
Cuaca panas di India.*
Cuaca panas di India.* /GETTY IMAGES/

PIKIRAN RAKYAT - Pada Selasa, 26 Mei 2020, New Delhi yang merupakan Ibu Kota India mencatat suhu panas sebesar 47,6 derajat celcius, disebabkan karena sebagian besar India utara menghadapi kondisi gelombang panas yang parah.

Menurut para pejabat setempat, gelombang panas akan berlangsung hingga akhir pekan, di saat wilayah tersebut tengah berjuang dengan melesatnya jumlah positif Covid-19 dan kawanan belalang yang merusak tanaman.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari BBC, Churu yang merupakan negara bagian Rajasthan telah mencatat suhu 50 derajat celcius yang menjadikannya suhu tertinggi di dunia.

Baca Juga: Perangi Pandemi Virus Corona, WHO Bentuk Yayasan untuk Ringankan Kekurangan Uang Potensial

Temperatur yang dirasakan saat ini adalah yang tertinggi dalam beberapa dekade terakhir.

Faktanya, situs pelacakan cuaca global El Dorado mengatakan wilayah itu adalah yang terpanas di dunia pada Selasa, sehingga para pejabat menegaskan agar warga tak keluar rumah.

Pejabat mengatakan kepada media lokal bahwa alasan gelombang panas adalah badai kuat Topan Amphan yang melanda bagian timur India dan Bangladesh pekan lalu.

Baca Juga: Cuitannya Dilabeli Cek Fakta, Trump Ancam akan Menutup Perusahaan Media Sosial

"Badai super Amphan menyedot semua kelembaban dari bagian lain negara itu," ujar Kuldeep Shrivastava, kepala pusat prakiraan cuaca.

Gelombang panas di India telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir dan menyebabkan banyak kematian. Namun, masih belum ada data tentang dampak suhu saat ini pada manusia.

Gelombang panas juga datang ketika banyak pekerja migran yang mencoba pulang ke kampung halaman akibat lockdown India.

Baca Juga: Pelaksanaan Ibadah Haji Semakin Mendekat, Pemerintah Arab Saudi Belum Ambil Keputusan

Para pekerja migran memilih berjalan kaki di bawah gelombang panas dengan persediaan air dan makanan yang minim menuju kampung halamannya.

Tak sedikit dari para pekerja migran tersebut yang harus meregang nyawa akibat terpapar panasnya cuaca yang terik dan kelelahan saat menerjang jarak yang begitu jauh.

Tak hanya itu, gelombang panas telah mempengaruhi upaya untuk memerangi gerombolan belalang yang merusak tanaman di beberapa bagian negara, termasuk Rajasthan.

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Penjual Makanan Siap Saji di Cirebon Laris Manis

Lebih dari 100 pekerja memerangi serangga, menggunakan penyemprot, pestisida, dan drone yang dipasang di kendaraan dalam gelombang panas yang menyengat tubuh.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: BBC


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x