Droplet itu cenderung jatuh ke tanah atau menempel ke permukaan seperti gagang pintu dan lainnya.
Hal ini yang menjadi titik awal penyebaran virus corona dari seseorang ke orang lainnya, apalagi droplet yang berada di udara juga memungkinkan untuk terhirup oleh orang lain.
Dikutip dari laman New York Times, bahwa seseorang yang batuk dapat menghasilkan 3.000 droplet, sedangkan untuk seseorang yang bersin dapat menghasilkan sebanyak 40.000 droplet.
Untuk melihat berapa banyak droplet yang dihasilkan saat berbicara, para peneliti di Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal dan Universitas Pennsylvania, yang mempelajari kinetika molekul biologis di dalam tubuh manusia.
Baca Juga: Wali Kota Cirebon: Social Distancing Belum Maksimal, PSBB akan Diperpanjang
Para ilmuwan menggunakan sukarelawan untuk mengatakan kata 'tetap sehat' beberapa kali, mereka berbicara di ujung terbuka sebuah kardus.
Para peneliti itu kemudian menerangi bagian dalamnya menggunakan laser hijau untuk melacak semburan droplet yang dihasilkan oleh pembicara.
Pemindaian laser menunjukkan bahwa sekitar 2.600 tetesan kecil dihasilkan per detik saat berbicara.
Ketika para peneliti memproyeksikan jumlah dan ukuran droplet yang dihasilkan pada volume yang berbeda berdasarkan penelitian sebelumnya, mereka menemukan bahwa berbicara lebih keras dapat menghasilkan droplet yang lebih besar, serta jumlah sebaran yang lebih besar.