Sebut Covid-19 Hanya Konspirasi Farmasi, Pebisnis Material Biarkan Tokonya sebagai Tempat Berpelukan

- 17 Mei 2020, 03:50 WIB
PLANG yang ada di depan toko material milik Devereaux.*
PLANG yang ada di depan toko material milik Devereaux.* // New York Times

PIKIRAN RAKYAT - Seorang pemilik toko material di Califonia yang melarang penggunaan masker merasa pandangannya terkait virus corona dilecehkan begitu saja.

"Pemerintah seharusnya tidak melakukan apa yang dilakukannya," ujar Ramsay Devereux, pemilik dari One Construction di Ventura County.

Dikutip dari situs New York Post, ia mengatakan bahwa virus corona adalah menyakit yang tidak masuk akal.

Baca Juga: NASA Bikin Perjanjian Luar Angkasa untuk Eksplorasi Bulan, Masa Depan Akan seperti Star Trek

"Tidak ada satu pun yang terjangkit virus. Tidak ada yang dapat membuktikannya. Anda tidak bisa terjangkit virus corona," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa virus corona hanyalah sebuah konspirasi dari dunia kesehatan untuk menghasilkan keuntungan yang sangat banyak dari vaksin.

Di luar tokonya ia memasang plang yang semuanya memberikan pesan seolah melanggar peraturan dari pemerintah.

Keempat pesan itu di antaranya, 'kami buka untuk kebenaran', 'Penggunaan masker dilarang', 'Tidak apa-apa untuk berjabat tangan' dan 'Berpelukan adalah hal yang baik'.

Baca Juga: Patroli Rutin, Polisi Cirebon Juga Ajak Warga Terapkan PHBS

Sementara itu pemerintah sudah menyatakan untuk penggunaan masker saat keluar rumah, pasalnya Covid-19 ini menyerang organ pernafasan manusia.

Tetesan virus itu bisa dikirim ke udara lewat pernafasan, batuk, atau pun bersin.

Namun Devereaux melanggar aturan jarak sosial juga sebagai bentuk untuk tetap menjalankan bisnisnya di tengah pandemi Covid-19.

Ia bahkan mengatakan tak ada satu pun kritik yang datang padanya karena toko tersbut masih beroperasi.

Baca Juga: Antisipasi Daging Oplos, Satgas Pangan Cek Kadar Daging Sapi di Dua Pasar Tradisional Kota Cirebon

Justru pengunjung masih banyak yang datang ke tokonya, bahkan di antara mereka tidak ragu untuk saling berpelukan.

Namun akhir pekan lalu, ia mengakui bahwa plang yang dipasang di depan tokonya sempat viral di Twitter dengan banyak pengguna menganggappinya.

Seorang Profesor sejarah Amerika bahkan ikut mengomentari hal tersebut.

"Semua investasi telah dilakukan. Hal yang paling menakutkan bagi saya adalah sulitnya mengelola demokrasi rakyat yang begitu berantakan. Namun lebih sulit ketika memiliki populasi yang bahkan tidak bisa menerima premis tentang apa yang tengah terjadi," ujar Parsons.

Baca Juga: Mengaku Jadi Korban Begal, Terungkap Alasan Wanita asal Sumatera Utara Potong Tangannya Sendiri

Sementara Devereaux mengatakan ia mendapatkan satu telepon ancaman yang marah dan memintanya untuk menutup bisnisnya tersebut.

Bahkan ada satu orang yang menyebut dirinya sebagai 'Denier Covid-19' atau penolak Covid-19.

Devereaux mengatakan bahkan ada yang mengancam untuk membakar tokonya tersebut.

"Ini mengguncang saya," tutupnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x